Rabu, 17 Mei 2017

Tafsiran Markus Ps 9

Tafsiran Markus Pasal 9
BAB I
Panduluan
            Banyak pertanyaan yang dapat muncul ketika saya membahas kitab Markus itu sendiri, hal ini banyak menimbulkan sebuah pertanyaan yang besar dan yang berujung ujung kepada keragu-raguan dan bahkan hal ini bisa membuat kebimbangan yang begitu mendalam. Seperti contohnya saja pada Markus 9: 2-9, yang dimana Yesus dipermuliakan diatas Gunung bersama dengan murid-muridnya pada saat itu sehingga murid-muridnya sendiri sangat kagum melihat Yesus yang dipermuliakan. Seketia Yesus turun dari atas gunung maka yesus berkata kepada mereka pada ayatnya yang ke sembilan yang berkata “Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka, supaya mereka jangan menceriterakan kepada seorang pun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati.Dan dari ayat diatas yang menjadi pertanyaan adalah mengapa Yesus mengatkan , supaya mereka jangan menceriterakan kepada seorang pun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati ?
            Dan tidak hanya itu saja yang menjadi perhatian khusus didalam Markus 9 ini, pada ayat-ayat selanjutnya banyak dari ayat-ayat ini menimbulkan sebuah pertanyaan yang besar. Hal ini terliihat pada Markus 9:14-28. Dalam hal ini Yesus datang kedunia ini menjalankan misinya dengan menyembuhkan orang sakit dan buta, dalam hal ini Yesus mengusir dari seorang anak yang bisa, dalam hal ini Yesus menunjukan kuasanya melalui perbuatannya. Yang menjadi peranyaan adalah mengapa kita harus mengusir setan dengan melalui berdoa saya. Ini menjadi perdebatan dikalangan murid-murid Yesus sendiri karena mereka tidak dapat mengusir setan itu, hal ini dikarenakan masih kurang menyakikan akan kuasa Tuhan yang mereka terima sehingga mereka sendiri tidaklah bisa mengusir setan itu karena tidak melalui berdoa. Dalam Markus pasalnya yang kesembilan ini masih banyak misteri yang belum dapat perselesaikan oleh karena itu kita dapat mengulasnya.



BAB II
Isi
Gambaran umum Injil Markus
Penulis Markus
Diantara keempat Injil, injil Markuslah merupakan yang paling sinhgkat tentang”Permulaan Injil tentang Yesus (Markus 1). Sekalipun nama penulis tidaklah disebutkan dalam kitab itu sendiri, dengan suara bulat Gereja yang mula-mula memberikan kesaksian bahwa Yohanes Markus adalah penulis injil ini. Dia dibesarkan di Yerusalem dan termasuk angkatan pertama orang Kristen (Kis 12:12).
Menurut tradisi Bapak-bapak gereja yang mengenai penulisan Markus ?
Justin Mertin  : dia mengatakan ridak adanya hubungan secara Ekspriti dengan injil Markus.
Ireneus Againts : Markus adalah seorang murid dan penafsir Petrus dan menulis setelah kematian Pertus dan Paulus.
Prolog Anti Marcion : Markus adalah penfsir Petrus yang menulis pada masa Pertus karena di dorong jemaat-jemaat di Roma yang mendengar akan khotbah Petrus
Origenes 184 : Injil kedua ini tulis oleh markus sebagaimana di intruksikan oleh Pertus.
Padangan Tradisional dan Modren menurut pada ahli :
Martin Hegel :
Ø  Menghargai pendapat-pendapat Gereja
Injil ini ditulis oleh Markus yang diakui sebagai Injil yang kuat dan dijaga karena mempunyai hubungan dengan Markus.
Ø  Kedatangan ataupun kedekatannya dengan Petrus memperkuat akan akusatifnya.
Ø  Yohanes Markus seorang Yahudi Kristen yang mengetahui bahasa Yunani dan Aram tidak dikenal dengan Galilea akan tetapi cukup kenal Yudea dan Yerusalem.
Pandagan Modren
Menurut K. Niederwimmer yang mengatakan akan Dasar Fiksi :
Ø  Pengetahuan Markus sangatlah miskin terhadap Galilea
Ø  Penulis juga kurang mengalami dan mengetahui praktek-praktek Yahudi.

a.     Kapan penulisan
Injil Markus penulisannya dilakukan di Roma dan untuk orang-orang Romawi yang percaya. Injil ini berasal di Pela, yang terdapar di dearah sebelah timur Yordan tempat komunitas Kristen Yehudi di Yerusalem menemukan daerah pertemuan baru setelah pelarian dari kota itu tak lama sebalum kehancurannya pada tahun 70 M.[1]
b.     Waktu penulisan
Dalam hal ini penulisan Injil Markus ditulis sekitar pada tahun 50-60 M, akan tetapi  banyaknya perdebatan yang hebat mengenai penulisan menurut para ahli Perjanjian baru. Dengan demikian Injil ini kemungkinan besar ditulis antara waktu 67-69 M.[2]
 Menurut dari Martin Hegel sendiri bahwa Markus ditulis setelah kematian Pertus dan Paulus segera sebalum kehancuran Yerusalem pada tahun 69 M. Dan dia juga menulis komunitas Markus tidak lagi kepemimpinan dan sedang mengalami ancaman Akopolitik.
Menurut BRANDON dalam bukanya “Jesus and The Zealots, 1967 yang mengatakan menulis dari Roma pada tahun 70-71( Pembelaan terhadap orang-orang Kristen yang terancam dan dianiaya).
c.      Tujuan penulisan
Pada tahun 60-an M. Orang percaya diperlukakan secara kejam oleh masyarakt dan banyak diantaranya disiksa bahkan dibawah pemerintahan kaisar Nero. Dan menurut tradisi, diantara para syahid Kristen di Roma itu terdapat Rasul Paulus dan Petrus. Selaku salah seorang pempinan gereja Roma, Yohanes markus digerakkan oleh Roh kudud untuk menulis ini sebagai satu antisipasi yang bersifat nubuat atau tanggapan penggembalan terhadap massa penganiayaan ini. Tujuannya adalah memperkuat dasar Iman dalam orang percaya di Roma. Dan jikalau diperlukan mendorong mereka untuk dengan memperhadapkan kepada mereka untuk dengan setia menderita demi Injil, dengan memperhadapkan kepada mereka kehidupan, penderitaan, kematiaan serta kebangkitan Yesus Tuhan.
Injil Markus untuk memproklamirkan akan kabar baik tentang kemenangan Allah atas segala kuasa kejahatan. Kemenangan ini adalah diwujudkan di dalamdan oleh Yesus Kristus dan berlaku untu seluruh dunia.[3]
Yesus adalah Anak Allah (Anak Yang menderita) yang dipermuliakan diatas Gunung dan Menyembuhkan orang di gerasat.
Yesus adalah penyembuh yang Efektif dan sukses dengan penuh tanda mujizat ( 2 Korintus 12: 1-10).
d.     Penerima dan Pembaca
Secara umum, Injil Markus ditulis di Roma, untuk memenuhi kebutuhan jemaat di kota tersebut, Irenius dan Clements yang setuju bahwa kitab ini ditulis  di Roma, kitab Injil Markus ditulis bagi para pembaca  bukan Yahudi. Menurut Bruce Injil Markus awalnya dituliskan untuk masyarakat Kristen di kota Roma pada awal tahun enam puluh abad pertama akan tetapi Injil Markus ini cepat beredar luas di seluruh Gereja.[4]
            Ungkapan bahasa Aram yang digunakan seperti talitakum atau efata (Markus 5:41; 7:34) yang diterjemahkaan ke dalam bahasa Yunani demi kepentingan para pembaca Markus. Kebiasaan-kebiasaan orang Yahudi juga diterangkan sedemikan rupa sehingga memberi kesan bahwa Yahudi juga diterangkan sedemikian rupa sehingga memberi kesan bahwa kebiasaan-kebiasaan tersebut tidak dikenal (Markus 7;3-4). Dan selanjutnya ada sejumlah istilah teknis dalam bahasa latin dalam Injil markus yang memberikan kesan bahwa injil tersebut itu berasal dari suatu bagian kekaisaran Roma di mana dipakai.[5]
Ciri Khas Injil Markus
            Injil Markus penuh dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan Yesus, yang lebih menekankan apa yang Yesus lakukan dari pada apa yang diajarakan oleh-Nya ( Markus mencantukan 18 mujizat Yesus dan hanya empat perempaman-Nya.
            Injil Markus khususnya untuk orang romawi, serta mejelaskan adat-istiadat Yahudi, meniadakan semua daftar keturunan Yahudi dan kisah kelahiran, penggunaan akan istilah latin dan menterjemahkan kata-kata dalam bahasa Aram
            Dalam hal ini, Injil Markus bernada mendesak, dimulai dengan tiba-tiba dan bergerak dengan cepat dari episode yang satu kepada episode  yang lain dengan menggunakan 42 kali kata keterangan Yunani yang diterjemahkan dengan “seketika itu juga”.
            Injil Markus ditulis dengan hidup, seraya menggambarkan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Yesus dengan ringkas dan tepat, dengan gamblang dan dengan keahlian dari seorang pujangga.
Struktur Injil Markus
-        Pendahulan 1;1-23
-        Panggilan murid-murid yang pertama dan peristiwa sabat di Kapernaum 1:15-45
-        Awal penentangan terhadap Yesus 2:1-38
-        Perumpamaan-perumpamaan Yesus 4:1-35
-        Penampakan karya dan kuasa Yesus 5:1-43
-        Penolakan Yesus di Nazaret dan pengutusan ke-12 6:1-30
-        Perselisihan paham tentang adat-istiadat Yahudi 9:1-50
-        Perjalanan Yesus menuju Yerusalem 10:1-52
-        Awal peristiwa-peristiwa di Yerusalem 11:1-33
-        Pengajaran Yesus di Yerusalem 12-1-44
-        Khotbah Apokaliptik 13;1-37
-        Rencana pembunuhan terhadap Yesus 14:1-72
-        Pangadilan dan kematian Yesus 15:1-47
-        Kematian Yesus 16:1-20
KEDUDUKAN PERIKOP MARKUS PASAL 9 DI DALAM TEKS
-        Konteks Umum dan Khusus
Injil Markus dianggap kitab Injil yang paling tua, jadi tidak banyak tulisan lain yang bisa dipakai sebagai perbandingan. Kitab Injil Markus terbagi ke dalam sejumlah paragraf pendek-pendek. Paragraph yang satu secara jelas terpisah dari paragraf yang mengikuti atau yang mendahului. Karena itu jika dipelajari secara teliti, akan terlihat jelas bahwa masing-masing paragraf itu merupakan cerita yang utuh dan berdiri sendiri. Masing-masing paragraph itu berisi cerita tentang suatu tindakan atau ucapan Yesus yang tidak secara langsung berhubungan dengan isi cerita paragraf yang mendahului atau yang mengikutinya. Keutuhan isi cerita seperti itu akan Nampak jelas kalau kita perhatikan bagian permulaan dan akhir dari masing-masing paragraph tersebut.[6]
Jika kita mengadakan studi secara cermat, akan kita temukan bahwa Injil Markus dapat dibagi ke dalam 105 bagian. Dari jumlah ini, 93 diantaranya dapat ditemukan dalam Injil Matius dan 81 dalam Injil Lukas. Hanya empat yang tidak ditemukan baik dalam Injil Matius maupun Injil Lukas. Yang lebih menarik lagi adalah bahwa Injil Markus terdiri atas 661 ayat, Matius 1.068 ayat, dan Lukas 1.149 ayat. Dari 661 ayat dalam Injil Markus, Matius mereprodulsi tidak kurang dari 606 ayat. Kadang-kadang ia menubah sedikit kata-katanya, tetapi ia mereproduksi 51% kata-kata yang dipergunakan Markus. Dari 661 ayat dalam injil Makus, Lukas mereproduksi 320 dan ia menggunakan sebanyak 53% kata-kata Markus. Dari 55 ayat Markus yang tidak direproduksi oleh Matius, 31 di antaranya ditemikan dalam Injil Lukas. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hanya 24 ayat dalam Injil Markus yang tidak ditemukan dalam Injil Matius maupun Lukas.[7]
Kesaksian-kesaksian mengatakan bahwa dari abad kedua dan ketiga menyebutkan Roma sebagai tempat penulisan injil Markus. Irenius dalam bukunya adversus Haeresisi III, mengatakan bahwa Injil Matius telah ditulis sewaktu Petrus dan Paulus masih mengajar di Roma. Sesudah keduanya wafat, Markus, murid dan pewarta Petrus, juga menyampaikan kepada kita dengan tulisan-tulisannya apa yang diajarkan Petrus. Hal ini sesuai dengan prolog Anti Marcion dari rahun 160-180 M yang secara jelas menyebutkan Roma sebagai tempat penyusunan Markus. Dan waktunya sesudah wafat Petrus (dalam pemerintahan kaisar Nero tahun 64-67 M). Jadi waktu penulisan injil Markus antara tahun 65 dan 70 M. Namun jika diperhatikan tahun 70 tidak mungkin karena di situ adalah kehancuran Yerusalem.[8]
J.A.T. Robinson juga menyetujui bahwa injil Markus itu ditulis sebelum tahun 70 M dan menurut pandangannya kitab injil itu sudah ada jauh sebelum waktu tersebut. Sebab itu ia menempatkan waktu penulisan Injil Markus pada periode tahun 45-60 M. namun para ahli lain mengusulkan waktu penulisan antara tahun 60 dan 70 M.[9] Dan usul ini sangat sesuai dengan keadaan yang tercermin dalam Injil Markus sesuai dengan masa perang antara Roma dan orang Yahudi (66-67 M), terutama sesudah penghancuran Bait Allah di Yerusalem sekitar pertengahan tahun 70. Hal itu Nampak pada Markus 13:14 yang mencerminkan penghancuran Bait Allah.
Pada tahun ini orang-orang Kristen menjadi sasaran penganiayaan, diskriminasi, dan rasa curiga. Dan pada saat itu orang YAhudi menyalahgunakan suasana itu untuk melawan orangt-orang Kristen. Perang Yahudi tersebut mengobarkan semangat anti-Yahudi dan rasa curiga. Pada tahun itu suasana pada bangsa Yahudi, khususnya di Palestina sangat panas. Banyak yang mengharapkan turun tangan Allah dalam pergulatan bangsa Yahudi dengan Negara Roma. Ada yang berlagak Mesias (bnd. Markus 13:6). Suasana itu mudah menular kepada orang Kristen, bahkan bukan Yahudi juga. Mereka mengambil alih harapan Yahudi dan menantikan kedatangan Yesus sebagai Anak Manusia. Apa yang terjadi di Palestina mudah diartikan sebagai pertanda kedatangan Yesus itu mengingat bahwa agama Kristen masih berpusat di tempat asalnya. Jadi disimpulkanlah bahwa kitab Markus dituliskan sekitar tahun 65-70 M.[10]





TAFSIRAN MARKUS 9
Yesus dimulia di atas Gunung (Markus 9: 2-13)
Yesus yang setia dan rendah hati bekerja untuk Allah yang mengutus Dia, sehingga di dalam kerendah hati-Nya dan kesetian-Nya dia dapat ditinggikan dan dimuliakan. Berani untuk menderita, taat, setia sebagai  hamba Elia juga ditinggikan dengan diangkat ke sorga dan dapt mendelegasikan tugasnya
Orang yang beriman itu menjadi orang yang berkualitas yang dapat memuliakan Tuhan, mempunyai iman yang dewasa, yang tidak mudah diombang-ambingkan, dia dapat menjadi pemimpin di tengah-tengah masyarakat, gereja dan dapat menyaksikan Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat yang meninggikan orang yang beriman atau orang percaya kepadaNya.
Seminggu setelah percakapan dengan murid-murid dalam penghormatan untuk  kematian-Nya, Yesus pergi, dengan ketiga murid-murid yang duduk dekat dengan-Nya, naik sampai mendakati puncak gunung, dan dibentuk sebelum mereka. Seperti yang digambarkan perubahan rupa ini didirikan didalam cahaya mengkilap yang luarbiasa dari dalam dirinya sendiri. Terlihat dalam bentuk rupa yang menemani Yesus adalah Musa dan Elia. Petrus, ketakutan setelah melihat peristiwa yang luar biasa, petrus bermaksud untuk menetapkan dan mendirikan mezbah untuk Yesus dan pengunjung-pengunjung surga yang ada disekitar gunung. Tetapi awan datang melalui mereka, dan suara gumuruh dari awan, seperti pada saat pembaptisan, inilah anak ynag Ku kasihi; dengarkanlah Dia. Dan tiba-tiba, kelihatan disekitar mereka,tidak ada satupun yang dapat melihatnya kecuali Yesus. 
Yesus mengusir roh dari seorang anak yang bisu (Markus 9:14-29)
Yang menjadi perdebatan disini dan kegagalan mengapa para murid-murid tidak dapat mengusir setan dari seorang anak yang bisu dan ada 3 penyebabnya antara lain :
Kekurangan Iman : Ketidakpercayaan menghalangi para murid-muridNya tidaklah mempergunakan kuasa yang sudah diberikan kepada mereka.
Kekurangan Doa        :Yang dimana para murid lupa berdoa sehingga mereka berada diluar hubungan dengan kuasa yang diberikan oleh  Allah.
Kekurangan pengekangan diri (berpuasa) :Bahwa pada dasarnya pengusiran roh yang melalui doa dan puasa.
Iman percaya yang timbul dari suatu persekutuan dengan Allah melalui doa, hanya sikap hidup yang penuh doa dan pengekangkan diri yang dapat memampukan murid-murid untuk dapat mengusir roh-roh yang menguasai manusia.
            Ayah anak itu menangis dan berkata, Saya percaya; sungguh mati ketidakpercayaan saya. Ini tidak berarti “tolong saya untuk mengganti ketidakpercayaan saya menjadi percaya,” tetapi “tolong saya untuk keluar dari masalah saya, meskipun banyak ketidakpercayaan yang akan kamu temukan padaku.” Dia menegaskan, bahwa dia percaya, tidak dengan penampilan yang menentang bahasanya. Dan masih saja, dia tidak beristirahat dalam keadaannya sekarang, tetapi mengadakan pembelaan terhadap Yesus untuk menunjukkan belaskasihannya. Dia merasa kasihan terhadap Yesus, dalam kepercayaannya, dan juga tanpa disadari menunjukkan kepercayaan yang tulus.
Pemberitahuan kedua tentang penderitaan Yesus (Markus9:  30-32)
Yesus membeberkan masa depan hidup-Nya, tentang jalan penderitaan yang harus Dia lalui. Yesus berbicara bukan hanya supaya kita tidak takut dalam menghadapi yang namanya penderitaan, akan tetapi yang jauh lebih penting adalah Yesus berbicara mengenai jangan berhenti akan tetapi tetaplah berjalan dan melawati dan melampaui penderitaan.
Kembalinya Yesus ke Galilea, dan mencari lagi kehadirannya, untuk menyampaikan kepada murid-murid hal yang dipahami pada kematian. Keterangan yang sama diberikan sebagai pengumuman sebelumnya, yang akan disampaikan, dan menenpatkan kematian, dan akan bangkit kembali setelah  hari yang kegita lamanya. Tetapi mereka tidak tahu apa yang dia katakana, dan mereka takut untuk menanyakannya. Disebelah kiri mereka adalah tempat kekaisaran pilipina. Perjalanan mereka melalui galilea ke kapernaun akan membawa mereka ke bagian barat sungai Jordan.
Harapan Yesus untuk membentuk pengumuman agar memperoleh kebijaksanaan dan meneruskan perjalanan-Nya sejak keberangkatan ke tirus dan Sidon. Sejak waktu itu, dia lebih banyak di tempat yang berbahaya, ditemani oleh para murid-Nya dan mempersiapkan mereka untuk krisis pendekatan dalam hidupnya. Alasan pengajaran ini hanya diketahui untuk melihat jalan keluar sesuai harapan. Hal-hal yang berbentuk prediksi dilakukan oleh lelaki dalam prasangka kejadian yang tepat. Murid-murid perlu mempersiapkan awal dari penyelesaian, tetapi dunia mempunyai harapan dalam sebuah pengajaran.
Siapa yang terbesar di antara para murid (Markus 9: 33-37)
            Dalam hal ini konsep Yesus mengenai kuasa jelas berbeda akan tetapi yant terpenting yang harus diingat terlebih dahulu adalah bahwa Yesus tidak meniadakan Kuasa. Dia sendiri mengatakan bahwa ia memiliki kuasa. Yang Yesus lakukan adalah membongkar dan memperbaiki pengertia akan kuasa dan aplikasinya oleh pemimpin. Dalam  hal ini ajaran Yesus sama sekali tidaklah berfokus pada kuasa seorang pemimpin, namum kerendahan hati seorang pelayan. Kristus memandang kerajaa-Nya sebagai suatu komunitas individu yang melayani satu sama lainnya.
            Anak-anak yang dimaksud oleh Tuhan kita bukan anak-anak dari segi usia, tetapi dari segi roh, seseorang mempengaruhi kualitas kekanak-kanakan. Anak-anak ini adalah contoh yang terbaik yang diadakan sebelum murid-murid Tuhan kita, dan Ia adalah diri-Nya yang luar biasa di kerajaan surga. Ketika dia berkata demikian, bahwa untuk menerima seseorang yang bersifat kekanak-kanakan sama seperti menerima-Nya, dia menyatakan kembali, dalam jalan yang membentur-Nya, bahwa kerendahan hati dan pelayanan adalah tanda kebesaran di dalam kerajaannya; mereka adalah hal-hal yang memperkenalkan seorang pria dengan-Nya.

Seorang yang bukan murid Yesus mengusir setan (Markus 9: 38-41)
         Yang mau dilihat disini adalah menganai masalah iman seseorang dan Iman yang ada dalam murid-murid Yesus sendiri. Dalam hal ini setiap murid-murid sudah memiliki kuasa akan tetapi dengan keragu-raguan mereka sehingga mereka melihat seorang yang bukan dari anggota atau pengikut dari Yesus sendiri dapat mengusir setan. Dalam ini ingin menggambarkan akan kekuasaan Tuhan kepada semua orang asalkan saja dia mempunyai iman dan percaya kepadaNya dia bisa mengusir roh-roh jahat. Yang ditekankan adalah iman dan kepercayaan jika kita tidak mempunyai akan hal ini apakah kita bisa melakulan dan mengusir setan tanpa kuasa yang Yesus berika kepada kita.
Siapa yang menyesatkan orang tentang garam (Markus 9: 42-50)
Dalam hal ini Yesus tidaklah sedang berbicara tentang nereka, melaikan tentang hidup keagamaan yang seharusnya dijalani dengan murni dan tanpa kompromi dengan satu pun hal yang namanya dosa. Dan untuk menegaskan maksud-Nya, Yesus menggunakan kiasaan tubuh manusia, bahwa jika kerusakan satu bagian akan merusak bagian tubuh yang lainnya, maka bagian yang rusak itu dibuang saja dari pada oleh satu bagian itu menjadi tubuh menjadi rusak.
Dalama konteks ini ingin berbicara akan kesengsaraan yang lebih baik dialami ketimbang perbuatan dosa. Oleh sabab itu apabila berdosa konsekwensi bagi setiap yang melanggar dosa itu adalah digarami dengan api. Dan didalam nereka terdapat api yang tidaklah akan terpadamkan dan setiap orang yang dilempar dalam nereka akan digarami dengan api. Frasa “setiap orang akan digarami dengan api” dan secara konteks meruju kepada orang-orang yang menerima hukuman di nereka
Dalam hal ini garam yang dimaksud pada ayatnya ke 50 berbicara  mengenai setiap manusia harus menunjukan bahwa mereka memilikinya, bahwa mereka memiliki garama diri mereka yaitu pegangan hidup yang penuh anugerah dalam hati mereka yang meluruskan semua kecenderungan jahat dan segala sesuatu di dalam jiwa yang bisa membusuk dan menyakiti hati Allah atau hati nurani kita sendiri, seperti daging yang hambar.
Karena garam yang baik ini akan menjaga hati nurani kita untuk menghindari kejahatan, maka ia juga akan menjaga perkataan kita terhadap aorang lain sehingga kita tidak menyakiti sesama manusia, akan tetapi sebaliknya bisa hidup damai seorang dengan yang lainnya.
Kita tidak boleh hanya memiliki garam anugerah ini, tetapi kita juga harus selalu mempertahankan rasanya karena jika garam ini menjadi hambar. Jika seorang Kristen memberontak terhadap kekristenannya, jika ia kehilangan maka artinya dan tidak lagi berada di bawah kuasa dan pengaruhnya, apabila yang dapat menyembuhkan dia, atau dengan apakah kamu dapat mengasihkannya? Inilah yang dikatakan dalam Matius 5:13
Dalam hal ini setiap orang akan digarami dengan api adalah menunjuk kepada penghukuman di nereka bagi orang-orang yang berdosa dan tidak mau bertobat.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam hal Markus membuat bahasanya mudah untuk dipahami. Dan juga ada keunikan tersendiri dalam kitab ini, karena sering menggunakan kata segera, sesudah itu, dan juga menggunakan waktu masa kini.Kitab Markus ini dituliskan sekitar tahun 65-70 M di Roma yaitu tepatnya pada masa permulaan perang Yahudi. Untuk masalah politik itu dikarenakan pemerintah pada saat itu yang korupsi dan menindas rakyatnya. Dan masalah sosial-ekonomi sangat mempengaruhi pembuatan kitab Markus. Dan dapat dikatakan bahwa situasi historis sangat mempengaruhi pembuatan kitab Markus.
            Dalam Injil Markus yang mau ditekankan disini adalah bagaimana perjalanan dan misi Yesus datang kedunia ini, dan yang mau dilihat dari Injil Markus sendiri adalah karya penyelamatan  Yesus melalui mujizat-mujizat yang dilakukan (Yesus yang mau dilihat didalam karya penyelamatan Yesus Kristus).



[1] Willi Marxsen, Pengantar Perjanjian Baru, (Jakarta : BPK Gunung mulia, 2012), 171-172
[2] Willi Marxsen, Pengantar Perjanjian Baru, (Jakarta : BPK Gunung mulia, 2012), 173
[3] Drs. M. E. Duyverman, Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004), 59
[4] F.F.Bruce, Dokumen-dokumen Perjanjian Baru (Jakarta: BPK GunungMulia 2006), 34
[5] Jhon Drane, Memahami Perjanjian baru Pengantar historis-teologi. (Jakarta: BPK GunungMulia, 2009), 209
[6] Lih. S.Wismoady Wahono, Di sini Kutemukan, (Jakarta BPK Gunung Mulia, 2009),358-359
[7]William Barclay, Pemahaman Alkitab setiap Hari Injil Markus, (Jakarta BPK Gunung Mulia ,2003),  3
[8] Bnd. Lembaga Biblika Indonesia, TafsirInjil Markus, Yayasan (Kanisius, Yogyakarta 1992),  11
[9] John Drane, Memahami Perjanjian baru Pengantar historis-teologi. (Jakarta: BPK GunungMulia, 2009) 210
[10] C. Groeven, hlm. 106-107

Senin, 18 April 2016

Bipolar



BAB I
Pendahuluan
1.1.        Latar belakang
Penyebab suatu penyakit tidak hanya dikarenakan kelainan pada fisiologi tubuh seseorang namun juga karena adanya gangguan psikologis. Gangguan psikologi atau gangguan kejiwaan banyak ditemui di tengah masyarakat, mulai ringan hingga berat. Berbagai penelitian pun dilakukan untuk mencari penanganan yang tepat. Salah satu masalah kejiwaan yang masih kurang dipahami masyarakat adalah gangguan bipolar. Selain itu penelitian maupun jurnal masih jarang mengangkat tentang penyakit gangguan bipolar (mania-depresif).
Gangguan bipolar adalah gangguan mental yang menyerang kondisi psikis seseorang yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang sangat ekstrim berupa mania dan depresi, karena itu istilah medis sebelumnya disebut dengan manic depressive. Suasana hati penderitanya dapat berganti secara tiba-tiba antara dua kutub (bipolar) yang berlawanan yaitu kebahagiaan (mania) dan kesedihan (depresi) yang berlebihan tanpa pola atau waktu yang pasti.[1]
Pada penderita gangguan jiwa bipolar, perasaan penderita sering berayun dari tingkatrendah, yaitu depresi kemudian berubah ke atas, menjadi mania. Ketika berada pada tingkat depresi, si penderita akan merasa sedih tak berdaya, serta merasa berputus asa. Ketika pada tingkat mania, si penderita akan terlihat riang gembira dan penuh energi. Perubahan perasaan tersebut bisa terjadi beberapa kali dalam setahun, namun bisa juga terjadi beberapa kali dalam sehari. Pada beberapa kasus, gejala mania tercampur dengan gejala depresi yang muncul dalam waktu bersamaan. Bipolar disorder ini sering dialami oleh remaja yang beranjak dewasa atau dewasa muda. setidaknya setengah dari kasus dimulai sebelum umur 25 tahun. beberapa orang memiliki gejala-gejalanya bahkan sejak anak-anak, sementara beberapa orang sisanya mengalami gejala-gejalanya lebih lama.
Bipolar disorder tidak mudah dikenali saat kelainan ini dimulai. gejalanya terlihat seperti masalah-masalah yang berbeda, tidak tampak seperti bagian dari masalah lain yang lebih besar. beberapa orang menderita kelainan ini sampai bertahun-tahun sampai akhirnya terdiagnosis dan mendapatkan terapi. Seperti diabetes dan penyakit jantung, bipolar disorder adalah kelainan jangka panjang yang harus di awasi dan di manage seumur hidup. Sepertinya penyebab gangguan bipolar bersifat komplek atau multi faktor. Gangguan bipolar bukan hanya disebabkan oleh adanya gangguan keseimbangan kimia didalam otak yang cukup disembuhkan dengan minum obat obatan. Para ahli berpendapat bahwa gangguan bipolar disebabkan oleh kombinasi faktor biologis, psikologis dan sosial.
Ada beberapa faktor yang diduga meningkatkan resiko terkena gangguan bipolar, yaitu:
􀂃 Mempunyai hubungan darah atau saudara penderita gangguan bipolar
􀂃 Periode pengalaman hidup yang sangat menekan (stressful).
􀂃 Penyalah guna obat atau alcohol.
􀂃 Perubahan hidup yang besar, seperti ditinggal mati orang yang dicintai.

1.2.     Identifikasi Masalah

Agar makalah ini lebih mudah dipahami oleh pembaca,maka penulis membuat identifikasi masalah sebagai berikut:
1.               Apakah sebenarnya Bipolar disorder itu.
2.               Apakah dampak Bipolar disorder bagikehidupan seorang individu.
3.               Bagaimana langkah dalam menyikapi dampak dari Bipolar disorder dalam kehidupan.

1.3.        Tujuan Penelitian

Bagi Penulis:
1.    Untuk mengikuti perlombaan karya tulis (makalah ilmiah) dalam acara KORSWA STT-HKBP yang ke-32, serta sebagai penambah pengetahuan tentang Bipolar disorder dandanpaknya bagi kehidupan individu.

Bagi Pembaca:
1.    Mengetahui pengaruh bipolar didalam kehidupan
2.    Mengetahui tingkat Alkohol yang masuk kedalam Tubuh juga berperan dalam memicu terjadinya Bipolar.
2.    Untuk mengetahui langkah-langkah dalam menyikapi seseorang dengan Bipolar disorder

1.4.         Kegunaan Penelitian
Masyarakat mampu memahami secara eksplisit bagaimana sebenarnya Bipolar disorder  itu terjadi, sehingga masyarakat dan orang-orang dengan Bipolar disorder mampu memahami dan semakin memperkecil dampak dari bipolar disorder itu sendiri.

1.5.          Kerangka Pemikiran
Gangguan mental emosional merupakan suatu keadaan yang mengindikasikan individu mengalami suatu perubahan emosional yang dapat berkembang menjadi keadaan patologis terus berlanjut sehingga perlu dilakukan antisipasi agar kesehatan jiwa masyarakat tetap terjaga. Istilah lain gangguan mental emosional adalah distres psikologik atau distres emosional.[2] Gangguan mental ditandai dengan perubahan dalam berpikir, perilaku atau suasana hati (atau beberapa kombinasinya) terkait dengan tekanan yang bermakna dan gangguan fungsi selama jangka waktu tertentu. Gejala gangguan mental bervariasi dari ringan sampai parah, tergantung pada jenis gangguan mental, individu, keluarga dan lingkungan sosio-ekonomi.
Gangguan bipolar adalah gangguan mental emosional dengan ciri-ciri yang khas, yakni adanya swing mood (perubahan mood)  yang berubah sangat drastis. Gejala khas gangguan bipolar adalah episode manik, hipomanik, depresi, dan episode campuran. Gangguan bipolar sesungguhnya sangat menyiksa penderitanya. Pertama karena gangguan ini mempengaruhi tingkah laku atau sikap mereka dalam kehidupan sehari-hari.

BAB II
ISI
2.1.        Gangguan Bipolar

Gangguan bipolar merupakan gangguan yang terdiri dari afek yang meningkat, dan juga aktivitas yang berlebih (mania atau hipomania), dan dalam jangka waktu yang berbeda terjadi penurunan afek yang disertai dengan penurunan aktivitas (depresi). Gangguan bipolar menurut ”Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Text Revision” edisi yang ke empat (DSM IV-TR) ialah gangguan gangguan mood yang terdiri dari paling sedikit satu episode manik, hipomanik, atau campuran yang biasanya disertai dengan adanya riwayat episode depresi mayor. Gangguan Bipolar  adalah suatu perjalanan klinis yang dikarakteristikkan oleh terdapatnya satu atau lebih episode manik atau campuran, dimana individu tersebut juga mempunyai satu atau lebih episode depresi mayor. Kekambuhan ditunjukkan oleh perpindahan polaritas dari episode atau terdapatnya interval diantara episode-episode paling sedikit 2 bulan tanpa adanya gejala-gejala mania.[3]
Ada beberapa tipe gangguan jiwa bipolar: [4]
1. Gangguan Bipolar Tipe I. Gangguan perasaan sangat mengganggu sehingga penderita kesulitan mengikuti sekolah atau pekerjaan, dan pertemanan. Ketika dalam kondisi mania, penderita ini sering dalam kondisi “berat” dan berbahaya.
2. Gangguan jiwa Bipolar Tipe II. Pada Tipe II, kondisi perasaan tidak seberat Tipe I sehingga penderita masih bisa berfungsi melaksanakan kegiatan harian rutin. Penderita mudah tersinggung. Ketika perasaan “naik”, penderita hanya mencapai tingkat hipomania. Pada Tipe II, kondisi depresi biasanya berlangsung lebih lama dibandingkan dengan kondisi hipomania-nya.
3. Gangguan Cyclothymic, juga dikenal sebagai cyclothymia. Merupakan bentuk ringan dari Gangguan jiwa bipolar. Kondisi mania dan depresi bisa mengganggu, namun tidak seberat pada Gangguan Bipolar I dan Tipe II.
Gejala Gangguan Jiwa Bipolar bervariasi antara satu orang dengan lainnya. Pada sebagian orang, masalah timbul ketika dalam kondisi mania, pada orang lain masalah timbul pada kondisi depresi. Kadang kadang gejala mania dan depresi muncul bersamaan (campuran).
Pada kondisi mania, beberapa gejala yang muncul antara lain:
Euphoria (gembira)
Inflated self-esteem (percaya diri berlebihan)
Poor judgment (kemampuan menilai menjadi jelek)
• Bicara cepat
Racing thoughts (pikiran saling berkejar-kejaran)
Aggressive behavior (perilaku agresif)
Agitation or irritation (agitasi atau iritasi)
• Kegiatan fisik meningkat
Risky behavior (perilaku yang berbahaya)
Spending sprees or unwise financial choices (tidak mampu mengelola uang, mengeluarkan uang tanpa perhitungan)
• Meningkatnya dorongan untuk berprestasi atau mencapai tujuan
• Meningkatnya dorongan seksual
• Berkurangnya dorongan untuk tidur, tidak merasa mengantuk.
• Gampang terganggu konsentrasi
• Berlebihan dalam mengkonsumsi alkohol atau obat-obatan
• Sering bolos sekolah atau kerja
• Mempunyai waham atau keluar dari realitas
• Prestasi kerja atau sekolah menurun

Pada kondisi depresi, gejala yang muncul antara lain:
• Kesedihan
• Merasa tanpa harapan
• Keinginan atau tindakan bunuh diri
• Anxiety (kecemasan)
• Perasaan bersalah
• Gangguan tidur
• Nafsu makan menurun atau bahkan naik.
• Merasa lelah berlebihan
• Hilangnya minat pada kegiatan yang dulu dinilainya menarik/ menyenangkan


• Sulit berkonsentrasi
• Mudah tersinggung
• Rasa nyeri kronis tanpa alasan yang jelas
• Sering mangkir sekolah/kerja
• Prestasi rendah di sekolah atau tempat kerja
2.2. Gejala (Ciri) Gangguan jiwa Bipolar
1. Seasonal changes in mood, perubahan suasana hati musiman. Seperti pada penyakit Seasonal Affective Disorder (gangguan affektif musiman), suasana hati atau mood penderita bipolar dapat berubah selaras dengan perubahan musim. Beberapa penderita menjadi mania atau hipomania dimusim semi dan musim panas, kemudian berubah menjadi depresi dimusim gugur atau musim dingin. Pada beberapa penderita bipolar lain, gejalanya malah kebalikannya, yaitu depresi di musim panas namun hipomania atau mania dimusim dingin.
2. Rapid cycling bipolar disorder. Pada beberapa penderita gangguan bipolar perubahan suasana hati berlangsung cepat, yaitu mengalami perubahan mood (suasana hati) 4 kali atau lebih dalam setahun. Namun kadang kadang, perubahan perasaan bisa berlangsung lebih cepat, yaitu dalam hitungan jam.
3. Psikosis. Pada penderita bipolar dengan gejala mania atau depresi berat, sering muncul gejala psikosis yaitu pemikiran yang tidak berdasar realita. Gejalanya bisa berupa halusinasi (suara atau penglihatan) dan delusi (percaya sesuatu yang berbeda dengan kenyataan).
a. Gejala gangguan bipolar pada anak anak dan remaja
Biasanya tidak jelas perubahan dari mania ke depresi atau sebaliknya, pada anak anak dan remaja, gejala yang menonjol adalah sikap yang mudah meledak (marah atau menangis), perubahan suasana hati yang cepat, agresif dan ugal-ugalan/sembrono (reckless). Sebagai contoh, seorang anak dengan gangguan bipolar bisa terlihat sangat gamang atau pandir/bodoh, dan kemudian diikuti dengan tangisan atau kemarahan panjang dalam kurun waktu satu hari.[5]
2.2.        Faktor Penyebab
Layaknya penyakit kejiwaan lainnya hingga kini penyebab gangguan Biopolar juga belum diketahui dengan pasti penyebab gangguan bipolar bersifat komplek atau multi faktor. Gangguan bipolar bukan hanya disebabkan oleh adanya gangguan keseimbangan kimia didalam otak yang cukup disembuhkan dengan minum obat obatan. Para ahli berpendapat bahwa gangguan bipolar disebabkan oleh kombinasi faktor biologis, psikologis dan sosial.
Menurut teori stress-vulnerability model, ada beberapa resiko atau factor penyebab gangguan jiwa bipolar, yaitu:

1.    Genetika dan riwayat keluarga. Penderita bipolar lebih sering dijumpai pada penderita yang mempunyai saudara atau orang tua dengan gangguan bipolar. Riwayat pada keluarga dengan penyakit bipolar bukan berarti anak atau saudara akan pasti menderita gangguan bipolar. Penelitian menunjukkan bahwa pada orang orang dengan riwayat keluarga penderita bipolar maka kemungkinannya terkena bipolar akan sedikit lebih besar dibandingkan masyarakat pada umumnya. Seseorang yang lahir dari orang tua yang salah satunya merupakan pengidap bipolar disorder memiliki resiko mengidap penyakit yang sama sebesar 15%-30% dan bila kedua orang tuanya mengidap bipolar disorder, maka 50%-75%. anak-anaknya beresiko mengidap bipolar disorder. Artinya ada factor predisposisi terhadap gangguan bipolar. Hanya saja, tanpa adanya factor pemicu, maka yang bersangkutan tidak akan terkena gangguan bipolar. Faktor predisposisi gangguan bipolar bisa terjadi juga karena anak meniru cara bereaksi yang salah dari orang tuanya yang menderita gangguan bipolar. [6]

2.    Kerentanan psikologis(psychological vulnerability). Kepribadian dan cara seseorang menghadapi masalah hidup kemungkinan juga berperanan dalam mendorong munculnya gangguan bipolar.

3.     Gangguan keseimbangan hormonal.[7]
Sistem Neurochemistry dan Mood Disorders Salah satu faktor utama penyebab seseorang mengidap bipolar disorder adalah terganggunya keseimbangan cairan kimia utama di dalam otak. Sebagai organ yang berfungsi menghantarkan rangsang, otak membutuhkan neurotransmitter (saraf pembawa pesan atau isyarat dari otak ke bagian tubuh lainnya) dalam menjalankan tugasnya. Norepinephrin, dopamine, dan serotonin adalah beberapa jenis neurotransmitter yang penting dalam penghantaran impuls syaraf. Pada penderita bipolar disorder, cairan-cairan kimia tersebut berada dalam keadaan yang tidak seimbang. Sebagai contoh, suatu ketika seorang pengidap bipolar disorder dengan kadar dopamine yang tinggi dalam otaknya akan merasa sangat bersemangat, agresif, dan percaya diri. Keadaan inilah yang disebut fase mania. Sebaliknya dengan fase depresi. Fase ini terjadi ketika kadar cairan kimia utama otak itu menurun di bawah normal, sehingga penderita merasa tidak bersemangat, pesimis, dan bahkan keinginan untuk bunuh diri yang besar. Seseorang yang menderita bipolar disorder menandakan adanya gangguan pada sistem motivasional yang disebut dengan behavioral activation system (BAS). BAS memfasilitasi kemampuan manusia untuk memperoleh reward (pencapaian tujuan) dari lingkungannya. Hal ini dikaitkan dengan positive emotional states, karakteristik kepribadian seperti ekstrovert(bersifat terbuka), peningkatan energi, dan berkurangnya kebutuhan untuk tidur. Secara biologis, BAS diyakini terkait dengan jalur saraf dalam otak yang melibatkan dopamine dan perilaku untuk memperoleh reward. Peristiwa kehidupan yang melibatkan reward atau keinginan untuk mencapai tujuan diprediksi meningkatkan episode mania tetapi tidak ada kaitannya dengan episode depresi. Sedangkan peristiwa positif lainnya tidak terkait dengan perubahan pada episode mania.
Sistem Neuroendokrin Area limbik di otak berhubungan dengan emosi dan mempengaruhi hipotalamus.Hipotalamus berfungsi mengontrol kelenjar endokrin dan tingkat hormon yang dihasilkan. Hormon yang dihasilkan hipotalamus juga mempengaruhi kelenjar pituarity. Kelenjar ini terkait dengan gangguan depresi seperti gangguan tidur dan rangsangan selera. Berbagai temuan mendukung hal tersebut, bahwa orang yang depresi memiliki tingkat dari cortisol (hormon adrenocortical) yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh produksi yang berlebih dari pelepasan hormon rotropin oleh hipotalamus. Produksi yang berlebih dari cortisol pada orang yang depresi juga menyebabkan semakin banyaknya kelenjar adrenal. Banyaknya cortisol tersebut juga berhubungan dengan kerusakan pada hipoccampus dan penelitian juga telah membuktikan bahwa pada orang depresi menunjukkan hipoccampal yang tidak normal. Penelitian mengenai Cushing’s Syndrome juga dikaitkan dengan tingginya tingkat cortisol pada gangguan depresi.
4.     Lingkungan yang menekan (stressful) dan kejadian dalam hidup (live events). Riwayat pelecehan, pengalaman hidup yang menekan.
  • Bipolar Disorder tidak memiliki penyebab tunggal. Tampaknya orang-orang tertentu secara genetik cenderung untuk bipolar disorder. Namun tidak semua orang dengan kerentanan mewarisi penyakit berkembang, menunjukkan bahwa gen bukanlah satu-satunya penyebab. Beberapa studi pencitraan otak menunjukkan perubahan fisik pada otak orang dengan bipolar disorder. Dalam penelitian lain disebutkan, poin ketidakseimbangan neurotransmitter, fungsi tiroid yang abnormal, gangguan ritme sirkadian, dan tingkat tinggi hormon stres kortisol. Faktor eksternal lingkungan dan psikologis juga diyakini terlibat dalam pengembangan bipolar disorder. Faktor-faktor eksternal yang disebut pemicu. Pemicu dapat memulai episode baru mania atau depresi atau membuat gejala yang ada buruk. Namun, banyak episode gangguan bipolar terjadi tanpa pemicu yang jelas.
  • Penderita penyakit ini cenderung mengalami faktor pemicu munculnya penyakit yang melibatkan hubungan antar perseorangan atau peristiwa-peristiwa pencapaian tujuan (reward) dalam hidup. Contoh dari hubungan perseorangan antara lain jatuh cinta, putus cinta, dan kematian sahabat. Sedangkan peristiwa pencapaian tujuan antara lain kegagalan untuk lulus sekolah dan dipecat dari pekerjaan. Selain itu, seorang penderita bipolar disorder yang gejalanya mulai muncul saat masa ramaja kemungkinan besar mempunyai riwayat masa kecil yang kurang menyenangkan seperti mengalami banyak kegelisahan atau depresi. Selain penyebab diatas, alkohol, obat-obatan, dan penyakit lain yang diderita juga dapat memicu munculnya bipolar disorder.
  • Di sisi lain, keadaan lingkungan di sekitarnya yang baik dapat mendukung penderita gangguan ini sehingga bisa menjalani kehidupan dengan normal. Berikut ini adalah faktor lingkungan yang dapat memicu terjadinya bipolar disorder, antara lain:
o   Stress peristiwa kehidupan Stres dapat memicu gangguan bipolar pada seseorang dengan kerentanan genetik. Peristiwa ini cenderung melibatkan perubahan drastis atau tiba-tiba-baik atau buruk-seperti akan menikah, akan pergi ke perguruan tinggi, kehilangan orang yang dicintai, dipecat.
o   Penyalahgunaan Zat Meskipun penyalahgunaan zat tidak menyebabkan gangguan bipolar, itu dapat membawa pada sebuah episode dan memperburuk perjalanan penyakit. Obat-obatan seperti kokain, ekstasi, dan amphetamine dapat memicu mania, sedangkan alkohol dan obat penenang dapat memicu depresi.
o   Obat obat tertentu, terutama obat-obatan antidepresan, bisa memicu mania. Obat lain yang dapat menyebabkan mania termasuk obat flu over-the-counter, penekan nafsu makan, kafein, kortikosteroid, dan obat tiroid.
o   Kurang Tidur,  jam istirahat yang tidak cukup bisa memicu episode mania.
2.3.    Beberapa kondisi kesehatan yang biasanya menyertai gangguan jiwa bipolar.
Pada seseorang yang menderita gangguan jiwa bipolar, sebelum mendapat diagnosa atau beberapa saat setelah didiagnosa, sering ditemukan beberapa penyakit lain. Kondisi tersebut perlu didiagnosa dan diobati karena dapat memperburuk gangguan bipolar. Beberapa kondisi tersebut adalah:[8]
o   Anxiety disorder, gangguan kecemasan termasuk didalamnya post traumatic stress disorder (PTSD .
o   Kecanduan obat bius. Banyak penderita gangguan bipolar juga kecanduan rokok, alcohol atau obat obatan. Obat obatan atau alcohol seperti dapat meringankan gejala bipolar, namun sebenarnya akan dapat memicu, memperparah atau memperlama depresi atau mania.
o   Gangguan kesehatan fisik. Penderita gangguan jiwa bipolar sering menderita sakit jantung, kelenjar gondok atau kegemukan.

2.4.        Pengaruh Bipolar pada Kehidupan individu
1.    Gangguan mood
Karena sifatnya mood-nya yang iritabel, mudah tersinggung, baik dalam kondisi mania maupun depresi, orang dengan gangguan bipolar kerap memiliki masalah dalam hubungan interpersonal dengan keluarga dan orang lain di sekitarnya. Saat manik mereka merasa dikekang, merasa tidak diterima dan dihalangi mewujudkan ide-idenya yang terlalu optimistik. Kadangkala mereka juga curiga orang lain iri terhadap kehebatannya, dan berusaha menjegal upayanya mendapatkan hal-hal besar yang menjadi cita-citanya. Pada saat depresi mereka cenderung menyalahkan keluarga dan orang terdekat sebagai penyebab kegagalan dan penderitaannya, karena mereka nampak tidak cukup menolong, tidak cukup kasih sayang, dan tidak cukup perhatian.
Masalah dalam hubungan interpersonal juga muncul karena  umumnya mereka tidak memiliki tilikan diri yang baik, mereka tidak  merasa sedang sakit, karena itu seringkali penderita gangguan bipolar menolak atau menghentikan sendiri pengobatannya. Tilikan diri yang kurang ini , justru dipertahankan, antara lain karena pada kondisi mania atau hipomania penderita merasa sedang dalam kondisi baik, senang, bersemangat, giat bekerja, optimistik, hal-hal yang sebetulnya positif bila tidak terjadi berlebihan.
Kondisi mania dapat menyeret individu melakukan berbagai hal yang membuahkan kerugian dan penyesalan di kemudian hari, misalnya investasi yang tidak bijaksana, berjudi karena merasa sedang beruntung, menghambur-hamburkan uang untuk “charity”, membeli barang-barang dalam jumlah banyak yang sebenarnya tidak diperlukan, perilaku berisiko misalnya penggunaan zat terlarang, mengebut di jalan, berdandan berlebihan hingga mengundang bahaya, melakukan hubungan seks tanpa terpikir risiko, dan sebagainya. Dalam kondisi mania atau depresi yang berat individu dapat mengalami gangguan psikosis, pikirannya tidak lagi berdasarkan kenyataan. Orang dengan gangguan bipolar juga rentan melakukan bunuh diri . 25%-50% pasien dengan gangguan bipolar mencoba bunuh diri setidaknya sekali selama hidup mereka,  dan upaya ini berhasil pada 1 dari 5 kasus. Pada umumnya tindakan bunuh diri dilakukan pada saat mood sedang turun / mulai turun, atau pada kondisi psikosis.[9]
Mania
Depresi
  • Peningkatan energi, aktifitas, rasa tidak lelah
  • euforia : rasa senang berlebihan
  • Iritabilitas, mudah terusik
  • Pikiran berpacu , bicara cepat penuh tekanan, volume suara keras,  lompat gagasan
  • Kurang konsentrasi, perhatian mudah teralih
  • Kebutuhan  tidur berkurang
  • Pemikiran tidak realistis mengenai kemampuan dan kekuasaan
  • Daya nilai kurang
  • Belanja berlebihan
  • Perilaku yang berisiko dan tidak bertanggung jawab
  • Dorongan seksual meningkat
  • Ketelanjangan,memajang seksualitas
  • Penyalahgunaan zat
  • Perilaku provokatif, agresif, atau ikut campur

  • Penurunan energi, merasa lelah, dan lambat
  • Perasaan sedih, cemas, hampa
  • Gelisah, iritabel
  • Kehilangan keinginan terhadap aktifitas yang sebelumnya disukai, termasuk seks
  • Terlalu banyak tidur, atau tidak bisa tidur
  • Pesimis, kehilangan harapan
  • Perubahan nafsu makan/ penambahan  atau pengurangan berat badan
  • Nyeri kronis
  • Pikiran atau tindakan bunuh diri
Diambil dari Saleh Rahman (2009)[10]
2. Penggunaan Alkohol Pada Gangguan Bipolar
Menurut Ahli Psikologi Albert George Orang-orang dengan Gangguan Bipolar I mempunyai kemungkinan 3kali lebih besar untuk mempunyai gangguan penyalahgunaan atau ketergantungan alkohol, dan 7 kali lebih mungkin mempunyai gangguan penyalahgunaan atau ketergantungan obat-obatan dibandingkan dengan populasi umum. Pasien-pasien dengan gangguan bipolar adalah 26 kali lebih mungkin untuk mempunyai gangguan panik dan 8 kali lebih mungkin mempunyai gangguan obsesi-kompulsif daripada orang-orang didalam populasi umum tanpa gangguan mood.[11] Pasien-pasien dengan gangguan bipolar biasanya minum untuk meringankan kedua gejala-gejala manik dan depresi mereka, meskipun bukti menunjukkan bahwa risiko yang paling besar untuk heavy drinking terjadi selama fase manik dari penyakit.
Meskipun peneliti-peneliti telah mengusulkan penjelasan-penjelasan mengenai hubungan yang erat antara alkoholisme dengan gangguan bipolar, hubungan yang tepat diantara gangguan-gangguan ini tidaklah secara baik dimengerti. Satu penjelasan yang diusulkan adalah bahwa gangguan psikiatrik tertentu (seperti gangguan bipolar) mungkin merupakan faktor risiko untuk gangguan penggunaan zat. Kemungkinan lain, gejala-gejala gangguan bipolar dapat muncul selama intoksikasi ataupun withdrawal. Contohnya, withdrawal dari alkohol dapat mencetuskan gejala-gejala bipolar. Studi-studi lain berpendapat bahwa orang-orang dengan gangguan bipolar menggunakan alkohol selama episode manik dalam usaha untuk pengobatan diri, untuk memperpanjang stadium yang menyenangkan mereka atau untuk menenangkan agitasi pada saat mania. Peneliti-peneliti lain mengusulkan bahwa penggunaan alkohol dan withdrawal dapat mempengaruhi kimia otak yang sama (neurotransmiter) seperti yang terlibat didalam gangguan bipolar, dengan cara demikian menyebabkan satu gangguan dapat merubah perjalanan klinis dari gangguan yang lainnya. Dengan kata lain, penggunaan alkohol dan withdrawal dapat mencetusakan gejala-gejala gangguan bipolar. Masih belum jelas mekanisme potensial mana yang mungkin berhubungan kuat dengan alkoholisme dan gangguan bipolar. Mungkin hubungan ini tidak mencerminkan penyebab dan efeknya secara sederhana, tetapi lebih kompleks dan saling berhubungan, dan faktor-faktor genetik juga dapat berperan.Peran faktor-faktor genetik dalam gangguan psikiatri telah memperoleh banyak perhatian akhir-akhir ini. Beberapa bukti yang tersedia telah mendukung kemungkinan transmisi keluarga pada kedua gangguan bipolar dan alkoholisme. Preisig pada tahun 2001 menemukan hubungan keluarga yang lebih besar antara alkoholisme dan gangguan bipolar daripada alkoholisme dan depresi unipolar.
Gangguan bipolar yang disertai gangguan penggunaan alkohol dihubungkan dengan konsekuensi negatif, yaitu risiko yang besar untuk ketidakpatuhan terhadap pengobatan, penyembuhan yang lambat dari episode-episode mood, lebih sering hospitalisasi, bunuh diri, dan kecelakaan.[12]

2.5.        Pemeriksaan dan Pengobatan
a.    Pemeriksaan dan Diagnosa
Bila dokter menduga adanya gangguan bipolar, maka dokter biasanya akan mengajukan beberapa pertanyaan dan melakukan pemeriksaan fisik dan psikologis. Hal tersebut diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya penyakit lain yang menimbulkan gejala seperti yang dikeluhkan oleh pasien, menemukan diagnose penyakit dan mendeteksi adanya komplikasi. Beberapa pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah:
o   Pemeriksaan fisik. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan berat badan tinggi badan, suhu tubuh, tekanan darah dan detak nadi, mendengarkan jantung dan paru paru serta memeriksa perut.
o   Pemeriksaan laboratorium. Dokter mungkin akan memerintahkan pemeriksaan darah rutin, atau pemeriksaan fungsi kelenjar gondok bila ada indikasi kearah gangguan fungsi kelenjar gondok.
o   Pemeriksaan psikologis. Untuk mengecek ada tidaknya depresi dan mania, dokter atau tenaga kesehatan akan menanyakan tentang perasaan dan pikiran, dan pola perilaku pasien. Dokter atau petugas akan mengajukan pertanyaan tentang gejala, kapan mulainya, apakah pernah mengalami hal yang sama dulu. Dokter juga akan menanyakan apakah ada pemikiran kearah menganiaya diri sendiri atau bunuh diri. Pasien mungkin akan diminta untuk mengisi kuestionnaire (daftar pertanyaan) untuk membantu menentukan ada tidaknya depresi dan mania.
o    Mood charting. Untuk mengetahui secara pasti apa yang terjadi, dokter akan meminta pasien untuk mencatat suasana hati (mood), pola tidur dan hal hal lain yang akan mendukung diagnose dan pengobatan gangguan bipolar.

b.    Pengobatan gangguan bipolar

Biasanya pengobatan gangguan bipolar memerlukan waktu lama. Penderita gangguan bipolar tetap perlu minum obat meskipun perasaannya sudah membaik. pengobatan gangguan bipolar biasanya memerlukan penanganan dokter spesialis jiwa, dengan melibatkan psikolog maupun perawat jiwa. Penanganan gangguan bipolar dilakukan dengan pemberian obat-obatan, psikoterapi (individual atau kelompok, keluarga), penyuluhan kesehatan dan dukungan kelompok.

Perawatan di rumah sakit. Penderita gangguan bipolar memerlukan perawatan di rumah sakit bila perilakunya membahayakan diri sendiri atau sekitar, adanya gejala psikosis (tidak berdasar realita), atau ada upaya bunuh diri.
·         Pengobatan awal. Sering penderita bipolar harus minum obat, kemudian pengobatan jangka panjang disesuaikan dengan perkembangan penyakitnya.
·         Pengobatan lanjutan. Penderita gangguan bipolar biasanya memerlukan pengobatan jangka panjang. Berhenti minum obat sering menyebabkan penderita kambuh.
·         Pengobatan kecanduan obat terlarang. Penderita gangguan bipolar yang menderita kecanduan alkohol atau obat terlarang perlu diobati agar gangguan bipolarnya bisa dikendalikan.

Obat obatan[13]
Ada berbagai macam obat untuk gangguan bipolar. Bila satu jenis obat tidak cocok, masih ada jenis lain yang mungkin akan lebih sesuai. Kadang dokter mengkombinasikan beberapa obat untuk mendapatkan manfaat yang maksimal. Obat untuk gangguan bipolar antara lain berupa obat untuk menstabilkan suasana hati (mood) sehingga tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi, dan obat lain untuk mengendalikan kecemasan (anxiety) dan depresi. Ada beberapa jenis obat untuk obat gangguan bipolar, yaitu:
·         Lithium (Lithobid, dll) merupakan obat untuk menstabilkan suasana hati (mood stabilizer) yang efektif dan sudah dipergunakan selama bertahun-tahun. Pada pemberian lithium, pemeriksaan darah secara periodik diperlukan karena lithium dapat menyebabkan gangguan kelenjar thyroid atau ginjal. Efek samping yang sering muncul adalah: mulut kering, gangguan pencernaan dan gelisah.
·         Anticonvulsants. Obat yang mentsabilkan suasana hati (mood stabilizer) dalam kelompok ini antara lain: valproic acid (Depakene, Stavzor), divalproex (Depakote) and lamotrigine (Lamictal). Obat asenapine (Saphris) bisa dipakai untuk mengobati episode campuran (mixed episode). Efek samping tergantung obat yang diminum, antara lain berupa: pusing, penambahan berat badan dan perasaan mengantuk (drowsiness). Beberapa jenis anticonvulsant bisa mengakibatkan efek samping lebih serius seperti bercak bercak merah di kulit, gangguan darah dan gangguan liver.
·         Antipsikotik.Beberapa obat antipsikotik seperti aripiprazole (Abilify), olanzapine (Zyprexa), risperidone (Risperdal) dan quetiapine (Seroquel) bisa diberikan pada penderita gangguan bipolar yang tidak cocok dengan obat dari kelompok anticonvulsants. Satu satunya obat antipsikotik yang dianjurkan oleh FDA (Badan Pengawasan Obat dan Makanan, Amerika) untuk gangguan bipolar adalah quetiapine, namun dokter tetap dapat meresepkan obat yang lain. Efek samping yang timbul tergantung obat yang dipakai, namun yang sering muncul adalah: penambahan berat badan, penglihatan kabur, gemetar (tremor), mengantuk dan detak jantung yang cepat. Pada anak anak penambahan berat badan sering jadi keluhan. Obat antipsikotik sering mengganggu kemampuan mengingat (memory) dan gangguan perhatian (atensi) dan gerakan spontan otot wajah dan anggota badan.
·         Obat anti depresi. Tergantung gejala yang ada, dokter kemungkinan akan memberi obat anti depresi. Pada beberapa kasus, pemberian anti depresi pada penderita gangguan bipolar bisa memicu timbulnya gejala mania. Namun hal ini bisa dihindari bila obat anti depresi diberikan bersamaan dengan obat penstabil suasana hati (mood stabilizer). Efek samping paling sering dari anti depresi adalah menurunnya dorongan seksual dan kesulitan orgasme.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Gangguan bipolar adalah gangguan yang berat bahkan juka dibandingkan dengan depresi penyakit ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya
·         Faktor biologi
·         Faktor Genetik
·         Faktor lingkungan
·         Faktor Psikologis
Gangguan bipolar (GB) merupakan gangguan jiwa yang bersifat episodik dan ditandai oleh gejala-gejala manik, hipomanik, depresi, dan campuran, biasanya  rekuren serta dapat berlangsung seumur hidup. Episode depresif dari gangguan bipolar memiliki kriteria diagnostik yang sama dengan gangguan depresi mayor episode tunggal. Sedangkan pada gangguan bipolar episode campuran terdapat gejala-gejala manik atau hipomanik dan depresi yang berganti-ganti secara cepat pada suatu periode waktu yang berlangsung sekurangnya satu minggu. Pada tampilan klinis, seorang yang menderita gangguan bipolar episode campuran biasanya mengalami kondisi mood yang sangat tidak stabil. Secara umum, terdapat dua jenis gangguan bipolar, pada gangguan bipolar tipe satu, ditemukan sekurangnya satu episode manik. Sedangkan pada gangguan bipolar tipe dua ditemukan sekurangnya satu episode hipomanik. Hingga saat ini, tatalaksana untuk gangguan bipolar masih difokuskan dalam pemberian terapi farmakologi. Obat-obat golongan mood stabilizer diberikan (seperti Lithium dan Valproate) baik untuk kondisi akut maupun untuk terapi maintenance yang bertujuan mencegah kekambuhan. Terapi farmakologis biasanya dikombinasi dengan terapi non farmakologis berupa psikoterapi.

3.2. Saran
Jika pembaca menemukan seseorang dengan Gangguan Bipolar, hal pertama dan terpenting yang harus dilakukan adalah membantunya untuk memperoleh bantuan berupa diagnosa dan penanganan yang tepat. Kamu bisa mengantarkannya ke psikiater, psikolog, atau pusat kesehatan terdekat. Beri dukungan agar orang tersebut mau memperoleh penanganan. beberapa hal di bawah ini dapat diakukan untuk membantu orang yang mengalami bipolar disorder:
  1. Beri dukungan emosional, pengertian, dan kesabaran baginya.
  2. Mengingatkan dan kontrol jalannya penanganan, baik obat-obatan maupun psikoterapi.
  3. Jangan pernah mengabaikan keinginannya untuk menyakiti diri sendiri, laporkan dan konsultasikan dengan tenaga kesehatan.



[1] Nature Adler, A. Understanding Human, Terj. Beram Walfe, (New. York: Permabook-Greenberg, 1949).123
[2] Disadur dari http://ahmad-zainikhan.blogspot.co.id/p/makalah-psikologi.html. diakses pada tanggal 04 April 2016 pukul 10.47
[3] National Comorbidity Survey, berdasarkan kepada DSM-IV (dengan sampel sebanyak 9282 responden), mengestimasi prevalensi seumur hidup untuk Gangguan Bipolar adalah 3,9%. Perempuan dan laki-laki adalah sama-sama berkemungkinan untuk berkembang menjadi Gangguan Bipolar , meskipun perempuan dilaporkan lebih banyak mengalami episode depresi daripada laki-laki, dan secara bersamaan pula, lebih berkemungkinan untuk memperoleh Gangguan Bipolar
[4] Nature Adler, A. Understanding Human, Terj. Beram Walfe, (New. York: Permabook-Greenberg, 1949).124
[5] Koswara, Teori-Teori Kepribadian, (Bandung: PT. Eresco, 1991).34
[6] Ibid. 51
[7] Sheldon, W.H. The Varieties Of Temperament: a Psychology of Constutional Difference, (New York : Harper, 1942).134
[8] John W. et al Bery, Psikologi Lintas Budaya: Reset dan Aplikasi, Penerjemahan Edi Suhartono, (PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1999).112
[9] Abdul Saleh Rahman. Psikologi Suatu Pengantar Dalam Prespektif Islam.(Jakarta:Kencana.2009).78
[10] Op. Cit. 79
[11] Abraham Alex. Psikologi Umum. (Bandung: CV. Pustaka Setia 2003).117
[12] Disadur dari http://matahatidefisa.blogspot.co.id/2014/08/bipolar-disorder.html diakses pada tanggal 04 April 2016
[13] Disadur dari https://psikiaterku.wordpress.com/psikiater- -psikolog/ Pada Tanggal 04 April 2016






Daftar Pustaka :

 Adler, Nature A. Understanding Human, Terj. Beram Walfe, (New. York: Permabook-Greenberg, 1949).
 Alex ,Abraham.  Psikologi Umum, (Bandung: CV. Pustaka Setia 2003).
 Gordon, Allport. Personality a Psychological Interpretation, (Constable & Co. Ltd. London, 1971).
Koswara, Teori-Teori Kepribadian, (Bandung: PT. Eresco, 1991).
Saleh Rahman Abdul. Psikologi Suatu Pengantar Dalam Prespektif Islam.(Jakarta:Kencana.2009).
Sheldon, W.H. The Varieties Of Temperament: a Psychology of Constutional Difference, (New York : Harper, 1942).
Sujanto, Agus,  Psikologi Perkembangan, (Jakarta : Aksara Baru, 1927).
W. John. et al Bery, Psikologi Lintas Budaya: Reset dan Aplikasi, Penerjemahan Edi Suhartono, (PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1999).
Yusuf, Irwan. 2014. Mengenal Penderita Bipolar. [online]. (http://matahatidefisa.blogspot.co.id/2014/08/bipolar-disorder.html)
Zainikhan, Ahmad. 2013. Bipolar Gangguan Kejiwaan. [online]. (http://ahmad-zainikhan.blogspot.co.id/p/makalah-psikologi.html.)