Tafsiran Markus Pasal 9
BAB
I
Panduluan
Banyak
pertanyaan yang dapat muncul ketika saya membahas kitab Markus itu sendiri, hal
ini banyak menimbulkan sebuah pertanyaan yang besar dan yang berujung ujung
kepada keragu-raguan dan bahkan hal ini bisa membuat kebimbangan yang begitu
mendalam. Seperti contohnya saja pada Markus 9: 2-9, yang dimana Yesus
dipermuliakan diatas Gunung bersama dengan murid-muridnya pada saat itu sehingga
murid-muridnya sendiri sangat kagum melihat Yesus yang dipermuliakan. Seketia
Yesus turun dari atas gunung maka yesus berkata kepada mereka pada ayatnya yang
ke sembilan yang berkata “Pada waktu
mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka, supaya mereka
jangan menceriterakan kepada seorang pun apa yang telah mereka lihat itu,
sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati.Dan dari ayat diatas
yang menjadi pertanyaan adalah mengapa Yesus mengatkan , supaya mereka jangan menceriterakan kepada seorang pun apa yang
telah mereka lihat itu, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati ?
Dan tidak hanya itu saja yang
menjadi perhatian khusus didalam Markus 9 ini, pada ayat-ayat selanjutnya
banyak dari ayat-ayat ini menimbulkan sebuah pertanyaan yang besar. Hal ini
terliihat pada Markus 9:14-28. Dalam hal ini Yesus datang kedunia ini
menjalankan misinya dengan menyembuhkan orang sakit dan buta, dalam hal ini
Yesus mengusir dari seorang anak yang bisa, dalam hal ini Yesus menunjukan kuasanya
melalui perbuatannya. Yang menjadi peranyaan adalah mengapa kita harus mengusir
setan dengan melalui berdoa saya. Ini menjadi perdebatan dikalangan murid-murid
Yesus sendiri karena mereka tidak dapat mengusir setan itu, hal ini dikarenakan
masih kurang menyakikan akan kuasa Tuhan yang mereka terima sehingga mereka
sendiri tidaklah bisa mengusir setan itu karena tidak melalui berdoa. Dalam
Markus pasalnya yang kesembilan ini masih banyak misteri yang belum dapat
perselesaikan oleh karena itu kita dapat mengulasnya.
BAB
II
Isi
Gambaran umum Injil
Markus
Penulis Markus
Diantara keempat Injil, injil Markuslah merupakan
yang paling sinhgkat tentang”Permulaan Injil tentang Yesus (Markus 1).
Sekalipun nama penulis tidaklah disebutkan dalam kitab itu sendiri, dengan
suara bulat Gereja yang mula-mula memberikan kesaksian bahwa Yohanes Markus
adalah penulis injil ini. Dia dibesarkan di Yerusalem dan termasuk angkatan
pertama orang Kristen (Kis 12:12).
Menurut
tradisi Bapak-bapak gereja yang mengenai penulisan Markus ?
Justin Mertin : dia mengatakan ridak adanya hubungan secara
Ekspriti dengan injil Markus.
Ireneus Againts
: Markus adalah seorang murid dan penafsir Petrus dan menulis setelah kematian
Pertus dan Paulus.
Prolog Anti Marcion
: Markus adalah penfsir Petrus yang menulis pada masa Pertus karena di dorong
jemaat-jemaat di Roma yang mendengar akan khotbah Petrus
Origenes 184
: Injil kedua ini tulis oleh markus sebagaimana di intruksikan oleh Pertus.
Padangan
Tradisional dan Modren menurut pada ahli :
Martin
Hegel :
Ø Menghargai
pendapat-pendapat Gereja
Injil
ini ditulis oleh Markus yang diakui sebagai Injil yang kuat dan dijaga karena
mempunyai hubungan dengan Markus.
Ø Kedatangan
ataupun kedekatannya dengan Petrus memperkuat akan akusatifnya.
Ø Yohanes
Markus seorang Yahudi Kristen yang mengetahui bahasa Yunani dan Aram tidak
dikenal dengan Galilea akan tetapi cukup kenal Yudea dan Yerusalem.
Pandagan Modren
Menurut
K. Niederwimmer yang mengatakan akan Dasar Fiksi :
Ø Pengetahuan
Markus sangatlah miskin terhadap Galilea
Ø Penulis
juga kurang mengalami dan mengetahui praktek-praktek Yahudi.
a.
Kapan
penulisan
Injil Markus penulisannya dilakukan di Roma dan
untuk orang-orang Romawi yang percaya. Injil ini berasal di Pela, yang terdapar
di dearah sebelah timur Yordan tempat komunitas Kristen Yehudi di Yerusalem
menemukan daerah pertemuan baru setelah pelarian dari kota itu tak lama sebalum
kehancurannya pada tahun 70 M.[1]
b.
Waktu
penulisan
Dalam hal ini penulisan Injil Markus ditulis sekitar
pada tahun 50-60 M, akan tetapi
banyaknya perdebatan yang hebat mengenai penulisan menurut para ahli
Perjanjian baru. Dengan demikian Injil ini kemungkinan besar ditulis antara
waktu 67-69 M.[2]
Menurut dari
Martin Hegel sendiri bahwa Markus ditulis setelah kematian Pertus dan Paulus
segera sebalum kehancuran Yerusalem pada tahun 69 M. Dan dia juga menulis
komunitas Markus tidak lagi kepemimpinan dan sedang mengalami ancaman
Akopolitik.
Menurut BRANDON dalam bukanya “Jesus and The
Zealots, 1967 yang mengatakan menulis dari Roma pada tahun 70-71( Pembelaan
terhadap orang-orang Kristen yang terancam dan dianiaya).
c.
Tujuan
penulisan
Pada tahun 60-an M. Orang percaya diperlukakan
secara kejam oleh masyarakt dan banyak diantaranya disiksa bahkan dibawah
pemerintahan kaisar Nero. Dan menurut tradisi, diantara para syahid Kristen di
Roma itu terdapat Rasul Paulus dan Petrus. Selaku salah seorang pempinan gereja
Roma, Yohanes markus digerakkan oleh Roh kudud untuk menulis ini sebagai satu
antisipasi yang bersifat nubuat atau tanggapan penggembalan terhadap massa
penganiayaan ini. Tujuannya adalah memperkuat dasar Iman dalam orang percaya di
Roma. Dan jikalau diperlukan mendorong mereka untuk dengan memperhadapkan
kepada mereka untuk dengan setia menderita demi Injil, dengan memperhadapkan
kepada mereka kehidupan, penderitaan, kematiaan serta kebangkitan Yesus Tuhan.
Injil Markus untuk memproklamirkan akan kabar baik
tentang kemenangan Allah atas segala kuasa kejahatan. Kemenangan ini adalah
diwujudkan di dalamdan oleh Yesus Kristus dan berlaku untu seluruh dunia.[3]
Yesus adalah Anak Allah (Anak Yang menderita) yang
dipermuliakan diatas Gunung dan Menyembuhkan orang di gerasat.
Yesus adalah penyembuh yang Efektif dan sukses
dengan penuh tanda mujizat ( 2 Korintus 12: 1-10).
d.
Penerima
dan Pembaca
Secara
umum, Injil Markus ditulis di Roma, untuk memenuhi kebutuhan jemaat di kota
tersebut, Irenius dan Clements yang setuju bahwa kitab ini ditulis di Roma, kitab Injil Markus ditulis bagi para
pembaca bukan Yahudi. Menurut Bruce
Injil Markus awalnya dituliskan untuk masyarakat Kristen di kota Roma pada awal
tahun enam puluh abad pertama akan tetapi Injil Markus ini cepat beredar luas
di seluruh Gereja.[4]
Ungkapan bahasa Aram yang digunakan
seperti talitakum atau efata (Markus 5:41; 7:34) yang diterjemahkaan ke dalam
bahasa Yunani demi kepentingan para pembaca Markus. Kebiasaan-kebiasaan orang
Yahudi juga diterangkan sedemikan rupa sehingga memberi kesan bahwa Yahudi juga
diterangkan sedemikian rupa sehingga memberi kesan bahwa kebiasaan-kebiasaan
tersebut tidak dikenal (Markus 7;3-4). Dan selanjutnya ada sejumlah istilah
teknis dalam bahasa latin dalam Injil markus yang memberikan kesan bahwa injil
tersebut itu berasal dari suatu bagian kekaisaran Roma di mana dipakai.[5]
Ciri Khas Injil Markus
Injil Markus penuh
dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan Yesus, yang lebih menekankan apa yang
Yesus lakukan dari pada apa yang diajarakan oleh-Nya ( Markus mencantukan 18
mujizat Yesus dan hanya empat perempaman-Nya.
Injil Markus khususnya untuk orang romawi,
serta mejelaskan adat-istiadat Yahudi, meniadakan semua daftar keturunan Yahudi
dan kisah kelahiran, penggunaan akan istilah latin dan menterjemahkan kata-kata
dalam bahasa Aram
Dalam hal ini, Injil Markus bernada
mendesak, dimulai dengan tiba-tiba dan bergerak dengan cepat dari episode yang
satu kepada episode yang lain dengan
menggunakan 42 kali kata keterangan Yunani yang diterjemahkan dengan “seketika
itu juga”.
Injil Markus ditulis dengan hidup,
seraya menggambarkan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Yesus dengan ringkas
dan tepat, dengan gamblang dan dengan keahlian dari seorang pujangga.
Struktur Injil Markus
-
Pendahulan 1;1-23
-
Panggilan murid-murid
yang pertama dan peristiwa sabat di Kapernaum 1:15-45
-
Awal penentangan
terhadap Yesus 2:1-38
-
Perumpamaan-perumpamaan
Yesus 4:1-35
-
Penampakan karya dan
kuasa Yesus 5:1-43
-
Penolakan Yesus di
Nazaret dan pengutusan ke-12 6:1-30
-
Perselisihan paham
tentang adat-istiadat Yahudi 9:1-50
-
Perjalanan Yesus menuju
Yerusalem 10:1-52
-
Awal peristiwa-peristiwa
di Yerusalem 11:1-33
-
Pengajaran Yesus di
Yerusalem 12-1-44
-
Khotbah Apokaliptik
13;1-37
-
Rencana pembunuhan
terhadap Yesus 14:1-72
-
Pangadilan dan kematian
Yesus 15:1-47
-
Kematian Yesus 16:1-20
KEDUDUKAN
PERIKOP MARKUS PASAL 9 DI DALAM TEKS
-
Konteks
Umum dan Khusus
Injil Markus dianggap kitab Injil yang paling tua,
jadi tidak banyak tulisan lain yang bisa dipakai sebagai perbandingan. Kitab
Injil Markus terbagi ke dalam sejumlah paragraf pendek-pendek. Paragraph yang
satu secara jelas terpisah dari paragraf yang mengikuti atau yang mendahului.
Karena itu jika dipelajari secara teliti, akan terlihat jelas bahwa
masing-masing paragraf itu merupakan cerita yang utuh dan berdiri sendiri.
Masing-masing paragraph itu berisi cerita tentang suatu tindakan atau ucapan
Yesus yang tidak secara langsung berhubungan dengan isi cerita paragraf yang
mendahului atau yang mengikutinya. Keutuhan isi cerita seperti itu akan Nampak
jelas kalau kita perhatikan bagian permulaan dan akhir dari masing-masing
paragraph tersebut.[6]
Jika kita mengadakan studi secara cermat, akan kita
temukan bahwa Injil Markus dapat dibagi ke dalam 105 bagian. Dari jumlah ini,
93 diantaranya dapat ditemukan dalam Injil Matius dan 81 dalam Injil Lukas.
Hanya empat yang tidak ditemukan baik dalam Injil Matius maupun Injil Lukas.
Yang lebih menarik lagi adalah bahwa Injil Markus terdiri atas 661 ayat, Matius
1.068 ayat, dan Lukas 1.149 ayat. Dari 661 ayat dalam Injil Markus, Matius
mereprodulsi tidak kurang dari 606 ayat. Kadang-kadang ia menubah sedikit kata-katanya,
tetapi ia mereproduksi 51% kata-kata yang dipergunakan Markus. Dari 661 ayat
dalam injil Makus, Lukas mereproduksi 320 dan ia menggunakan sebanyak 53%
kata-kata Markus. Dari 55 ayat Markus yang tidak direproduksi oleh Matius, 31
di antaranya ditemikan dalam Injil Lukas. Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa hanya 24 ayat dalam Injil Markus yang tidak ditemukan dalam Injil Matius
maupun Lukas.[7]
Kesaksian-kesaksian mengatakan bahwa dari abad kedua
dan ketiga menyebutkan Roma sebagai tempat penulisan injil Markus. Irenius
dalam bukunya adversus Haeresisi III, mengatakan bahwa Injil Matius telah
ditulis sewaktu Petrus dan Paulus masih mengajar di Roma. Sesudah keduanya
wafat, Markus, murid dan pewarta Petrus, juga menyampaikan kepada kita dengan tulisan-tulisannya
apa yang diajarkan Petrus. Hal ini sesuai dengan prolog Anti Marcion dari rahun
160-180 M yang secara jelas menyebutkan Roma sebagai tempat penyusunan Markus.
Dan waktunya sesudah wafat Petrus (dalam pemerintahan kaisar Nero tahun 64-67
M). Jadi waktu penulisan injil Markus antara tahun 65 dan 70 M. Namun jika
diperhatikan tahun 70 tidak mungkin karena di situ adalah kehancuran Yerusalem.[8]
J.A.T. Robinson juga menyetujui bahwa injil Markus
itu ditulis sebelum tahun 70 M dan menurut pandangannya kitab injil itu sudah
ada jauh sebelum waktu tersebut. Sebab itu ia menempatkan waktu penulisan Injil
Markus pada periode tahun 45-60 M. namun para ahli lain mengusulkan waktu
penulisan antara tahun 60 dan 70 M.[9]
Dan usul ini sangat sesuai dengan keadaan yang tercermin dalam Injil Markus
sesuai dengan masa perang antara Roma dan orang Yahudi (66-67 M), terutama
sesudah penghancuran Bait Allah di Yerusalem sekitar pertengahan tahun 70. Hal
itu Nampak pada Markus 13:14 yang mencerminkan penghancuran Bait Allah.
Pada tahun ini orang-orang Kristen menjadi sasaran
penganiayaan, diskriminasi, dan rasa curiga. Dan pada saat itu orang YAhudi
menyalahgunakan suasana itu untuk melawan orangt-orang Kristen. Perang Yahudi
tersebut mengobarkan semangat anti-Yahudi dan rasa curiga. Pada tahun itu
suasana pada bangsa Yahudi, khususnya di Palestina sangat panas. Banyak yang
mengharapkan turun tangan Allah dalam pergulatan bangsa Yahudi dengan Negara
Roma. Ada yang berlagak Mesias (bnd. Markus 13:6). Suasana itu mudah menular
kepada orang Kristen, bahkan bukan Yahudi juga. Mereka mengambil alih harapan
Yahudi dan menantikan kedatangan Yesus sebagai Anak Manusia. Apa yang terjadi
di Palestina mudah diartikan sebagai pertanda kedatangan Yesus itu mengingat
bahwa agama Kristen masih berpusat di tempat asalnya. Jadi disimpulkanlah bahwa
kitab Markus dituliskan sekitar tahun 65-70 M.[10]
TAFSIRAN
MARKUS 9
Yesus dimulia di atas Gunung (Markus 9: 2-13)
Yesus yang setia dan rendah hati bekerja untuk Allah
yang mengutus Dia, sehingga di dalam kerendah hati-Nya dan kesetian-Nya dia
dapat ditinggikan dan dimuliakan. Berani untuk menderita, taat, setia
sebagai hamba Elia juga ditinggikan
dengan diangkat ke sorga dan dapt mendelegasikan tugasnya
Orang yang beriman itu menjadi orang yang
berkualitas yang dapat memuliakan Tuhan, mempunyai iman yang dewasa, yang tidak
mudah diombang-ambingkan, dia dapat menjadi pemimpin di tengah-tengah
masyarakat, gereja dan dapat menyaksikan Yesus Kristus adalah Tuhan dan
Juruselamat yang meninggikan orang yang beriman atau orang percaya kepadaNya.
Seminggu setelah percakapan dengan murid-murid dalam
penghormatan untuk kematian-Nya, Yesus
pergi, dengan ketiga murid-murid yang duduk dekat dengan-Nya, naik sampai
mendakati puncak gunung, dan dibentuk sebelum mereka. Seperti yang digambarkan
perubahan rupa ini didirikan didalam cahaya mengkilap yang luarbiasa dari dalam
dirinya sendiri. Terlihat dalam bentuk rupa yang menemani Yesus adalah Musa dan
Elia. Petrus, ketakutan setelah melihat peristiwa yang luar biasa, petrus
bermaksud untuk menetapkan dan mendirikan mezbah untuk Yesus dan
pengunjung-pengunjung surga yang ada disekitar gunung. Tetapi awan datang
melalui mereka, dan suara gumuruh dari awan, seperti pada saat pembaptisan, inilah anak ynag Ku kasihi; dengarkanlah
Dia. Dan tiba-tiba, kelihatan disekitar mereka,tidak ada satupun yang dapat
melihatnya kecuali Yesus.
Yesus mengusir roh dari seorang anak yang bisu (Markus
9:14-29)
Yang menjadi perdebatan disini dan kegagalan mengapa
para murid-murid tidak dapat mengusir setan dari seorang anak yang bisu dan ada
3 penyebabnya antara lain :
Kekurangan
Iman : Ketidakpercayaan menghalangi para
murid-muridNya tidaklah mempergunakan kuasa yang sudah diberikan kepada mereka.
Kekurangan
Doa :Yang
dimana para murid lupa berdoa sehingga mereka berada diluar hubungan dengan
kuasa yang diberikan oleh Allah.
Kekurangan
pengekangan diri (berpuasa) :Bahwa pada
dasarnya pengusiran roh yang melalui doa dan puasa.
Iman
percaya yang timbul dari suatu persekutuan dengan Allah melalui doa, hanya
sikap hidup yang penuh doa dan pengekangkan diri yang dapat memampukan
murid-murid untuk dapat mengusir roh-roh yang menguasai manusia.
Ayah anak itu menangis dan berkata, Saya percaya; sungguh mati ketidakpercayaan
saya. Ini tidak berarti “tolong saya untuk mengganti ketidakpercayaan saya
menjadi percaya,” tetapi “tolong saya untuk keluar dari masalah saya,
meskipun banyak ketidakpercayaan yang akan kamu temukan padaku.” Dia
menegaskan, bahwa dia percaya, tidak dengan penampilan yang menentang
bahasanya. Dan masih saja, dia tidak beristirahat dalam keadaannya sekarang,
tetapi mengadakan pembelaan terhadap Yesus untuk menunjukkan belaskasihannya.
Dia merasa kasihan terhadap Yesus, dalam kepercayaannya, dan juga tanpa disadari
menunjukkan kepercayaan yang tulus.
Pemberitahuan kedua tentang penderitaan Yesus (Markus9: 30-32)
Yesus membeberkan masa depan hidup-Nya, tentang
jalan penderitaan yang harus Dia lalui. Yesus berbicara bukan hanya supaya kita
tidak takut dalam menghadapi yang namanya penderitaan, akan tetapi yang jauh
lebih penting adalah Yesus berbicara mengenai jangan berhenti akan tetapi
tetaplah berjalan dan melawati dan melampaui penderitaan.
Kembalinya Yesus
ke Galilea, dan mencari lagi kehadirannya, untuk menyampaikan kepada
murid-murid hal yang dipahami pada kematian. Keterangan yang sama diberikan
sebagai pengumuman sebelumnya, yang akan disampaikan, dan menenpatkan kematian,
dan akan bangkit kembali setelah hari
yang kegita lamanya. Tetapi mereka tidak tahu apa yang dia katakana, dan mereka
takut untuk menanyakannya. Disebelah kiri mereka adalah tempat kekaisaran
pilipina. Perjalanan mereka melalui galilea ke kapernaun akan membawa mereka ke
bagian barat sungai Jordan.
Harapan Yesus untuk membentuk pengumuman agar
memperoleh kebijaksanaan dan meneruskan perjalanan-Nya sejak keberangkatan ke
tirus dan Sidon. Sejak waktu itu, dia lebih banyak di tempat yang berbahaya,
ditemani oleh para murid-Nya dan mempersiapkan mereka untuk krisis pendekatan
dalam hidupnya. Alasan pengajaran ini hanya diketahui untuk melihat jalan
keluar sesuai harapan. Hal-hal yang berbentuk prediksi dilakukan oleh lelaki
dalam prasangka kejadian yang tepat. Murid-murid perlu mempersiapkan awal dari
penyelesaian, tetapi dunia mempunyai harapan dalam sebuah pengajaran.
Siapa yang terbesar di antara para murid (Markus 9: 33-37)
Dalam hal ini konsep
Yesus mengenai kuasa jelas berbeda akan tetapi yant terpenting yang harus
diingat terlebih dahulu adalah bahwa Yesus tidak meniadakan Kuasa. Dia sendiri
mengatakan bahwa ia memiliki kuasa. Yang Yesus lakukan adalah membongkar dan
memperbaiki pengertia akan kuasa dan aplikasinya oleh pemimpin. Dalam hal ini ajaran Yesus sama sekali tidaklah
berfokus pada kuasa seorang pemimpin, namum kerendahan hati seorang pelayan.
Kristus memandang kerajaa-Nya sebagai suatu komunitas individu yang melayani
satu sama lainnya.
Anak-anak yang dimaksud oleh Tuhan
kita bukan anak-anak dari segi usia, tetapi dari segi roh, seseorang
mempengaruhi kualitas kekanak-kanakan. Anak-anak ini adalah contoh yang terbaik
yang diadakan sebelum murid-murid Tuhan kita, dan Ia adalah diri-Nya yang luar
biasa di kerajaan surga. Ketika dia berkata demikian, bahwa untuk menerima
seseorang yang bersifat kekanak-kanakan sama seperti menerima-Nya, dia
menyatakan kembali, dalam jalan yang membentur-Nya, bahwa kerendahan hati dan
pelayanan adalah tanda kebesaran di dalam kerajaannya; mereka adalah hal-hal
yang memperkenalkan seorang pria dengan-Nya.
Seorang yang bukan murid Yesus mengusir setan (Markus 9:
38-41)
Yang
mau dilihat disini adalah menganai masalah iman seseorang dan Iman yang ada
dalam murid-murid Yesus sendiri. Dalam hal ini setiap murid-murid sudah
memiliki kuasa akan tetapi dengan keragu-raguan mereka sehingga mereka melihat
seorang yang bukan dari anggota atau pengikut dari Yesus sendiri dapat mengusir
setan. Dalam ini ingin menggambarkan akan kekuasaan Tuhan kepada semua orang
asalkan saja dia mempunyai iman dan percaya kepadaNya dia bisa mengusir roh-roh
jahat. Yang ditekankan adalah iman dan kepercayaan jika kita tidak mempunyai
akan hal ini apakah kita bisa melakulan dan mengusir setan tanpa kuasa yang
Yesus berika kepada kita.
Siapa yang menyesatkan orang tentang garam (Markus 9: 42-50)
Dalam hal ini Yesus tidaklah sedang berbicara
tentang nereka, melaikan tentang hidup keagamaan yang seharusnya dijalani
dengan murni dan tanpa kompromi dengan satu pun hal yang namanya dosa. Dan
untuk menegaskan maksud-Nya, Yesus menggunakan kiasaan tubuh manusia, bahwa
jika kerusakan satu bagian akan merusak bagian tubuh yang lainnya, maka bagian
yang rusak itu dibuang saja dari pada oleh satu bagian itu menjadi tubuh
menjadi rusak.
Dalama konteks ini ingin berbicara akan kesengsaraan
yang lebih baik dialami ketimbang perbuatan dosa. Oleh sabab itu apabila
berdosa konsekwensi bagi setiap yang melanggar dosa itu adalah digarami dengan
api. Dan didalam nereka terdapat api yang tidaklah akan terpadamkan dan setiap
orang yang dilempar dalam nereka akan digarami dengan api. Frasa “setiap orang
akan digarami dengan api” dan secara konteks meruju kepada orang-orang yang
menerima hukuman di nereka
Dalam hal ini garam yang dimaksud pada ayatnya ke 50
berbicara mengenai setiap manusia harus
menunjukan bahwa mereka memilikinya, bahwa mereka memiliki garama diri mereka
yaitu pegangan hidup yang penuh anugerah dalam hati mereka yang meluruskan
semua kecenderungan jahat dan segala sesuatu di dalam jiwa yang bisa membusuk
dan menyakiti hati Allah atau hati nurani kita sendiri, seperti daging yang
hambar.
Karena garam yang baik ini akan menjaga hati nurani
kita untuk menghindari kejahatan, maka ia juga akan menjaga perkataan kita
terhadap aorang lain sehingga kita tidak menyakiti sesama manusia, akan tetapi
sebaliknya bisa hidup damai seorang dengan yang lainnya.
Kita tidak boleh hanya memiliki garam anugerah ini,
tetapi kita juga harus selalu mempertahankan rasanya karena jika garam ini
menjadi hambar. Jika seorang Kristen memberontak terhadap kekristenannya, jika
ia kehilangan maka artinya dan tidak lagi berada di bawah kuasa dan
pengaruhnya, apabila yang dapat menyembuhkan dia, atau dengan apakah kamu dapat
mengasihkannya? Inilah yang dikatakan dalam Matius 5:13
Dalam hal ini setiap orang akan digarami dengan api
adalah menunjuk kepada penghukuman di nereka bagi orang-orang yang berdosa dan
tidak mau bertobat.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam hal Markus membuat bahasanya mudah untuk
dipahami. Dan juga ada keunikan tersendiri dalam kitab ini, karena sering
menggunakan kata segera, sesudah itu,
dan juga menggunakan waktu masa kini.Kitab
Markus ini dituliskan sekitar tahun 65-70 M di Roma yaitu tepatnya pada masa
permulaan perang Yahudi. Untuk masalah politik itu dikarenakan pemerintah pada
saat itu yang korupsi dan menindas rakyatnya. Dan masalah sosial-ekonomi sangat
mempengaruhi pembuatan kitab Markus. Dan dapat dikatakan bahwa situasi historis
sangat mempengaruhi pembuatan kitab Markus.
Dalam Injil Markus yang
mau ditekankan disini adalah bagaimana perjalanan dan misi Yesus datang kedunia
ini, dan yang mau dilihat dari Injil Markus sendiri adalah karya
penyelamatan Yesus melalui mujizat-mujizat
yang dilakukan (Yesus yang mau dilihat didalam karya
penyelamatan Yesus Kristus).
[1] Willi Marxsen, Pengantar Perjanjian Baru, (Jakarta
: BPK Gunung mulia, 2012), 171-172
[2] Willi Marxsen, Pengantar Perjanjian Baru, (Jakarta
: BPK Gunung mulia, 2012), 173
[3] Drs. M. E. Duyverman, Pembimbing
ke dalam Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004), 59
[4] F.F.Bruce, Dokumen-dokumen
Perjanjian Baru (Jakarta: BPK GunungMulia 2006), 34
[5] Jhon Drane, Memahami
Perjanjian baru Pengantar historis-teologi. (Jakarta: BPK GunungMulia,
2009), 209
[6] Lih. S.Wismoady Wahono, Di
sini Kutemukan, (Jakarta BPK Gunung Mulia, 2009),358-359
[8] Bnd. Lembaga Biblika Indonesia, TafsirInjil Markus, Yayasan (Kanisius, Yogyakarta 1992), 11
[9] John Drane, Memahami
Perjanjian baru Pengantar historis-teologi. (Jakarta: BPK GunungMulia,
2009) 210
[10] C. Groeven, hlm. 106-107
The 10 best casinos in the US - JT Hub
BalasHapusFrom the best slots and table 춘천 출장샵 games to 양산 출장안마 video poker to blackjack, The best casino in 광주광역 출장안마 the US for players that like to try 인천광역 출장마사지 a little 동해 출장안마 game.