Rabu, 17 Mei 2017

Tafsiran Markus Ps 9

Tafsiran Markus Pasal 9
BAB I
Panduluan
            Banyak pertanyaan yang dapat muncul ketika saya membahas kitab Markus itu sendiri, hal ini banyak menimbulkan sebuah pertanyaan yang besar dan yang berujung ujung kepada keragu-raguan dan bahkan hal ini bisa membuat kebimbangan yang begitu mendalam. Seperti contohnya saja pada Markus 9: 2-9, yang dimana Yesus dipermuliakan diatas Gunung bersama dengan murid-muridnya pada saat itu sehingga murid-muridnya sendiri sangat kagum melihat Yesus yang dipermuliakan. Seketia Yesus turun dari atas gunung maka yesus berkata kepada mereka pada ayatnya yang ke sembilan yang berkata “Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka, supaya mereka jangan menceriterakan kepada seorang pun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati.Dan dari ayat diatas yang menjadi pertanyaan adalah mengapa Yesus mengatkan , supaya mereka jangan menceriterakan kepada seorang pun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati ?
            Dan tidak hanya itu saja yang menjadi perhatian khusus didalam Markus 9 ini, pada ayat-ayat selanjutnya banyak dari ayat-ayat ini menimbulkan sebuah pertanyaan yang besar. Hal ini terliihat pada Markus 9:14-28. Dalam hal ini Yesus datang kedunia ini menjalankan misinya dengan menyembuhkan orang sakit dan buta, dalam hal ini Yesus mengusir dari seorang anak yang bisa, dalam hal ini Yesus menunjukan kuasanya melalui perbuatannya. Yang menjadi peranyaan adalah mengapa kita harus mengusir setan dengan melalui berdoa saya. Ini menjadi perdebatan dikalangan murid-murid Yesus sendiri karena mereka tidak dapat mengusir setan itu, hal ini dikarenakan masih kurang menyakikan akan kuasa Tuhan yang mereka terima sehingga mereka sendiri tidaklah bisa mengusir setan itu karena tidak melalui berdoa. Dalam Markus pasalnya yang kesembilan ini masih banyak misteri yang belum dapat perselesaikan oleh karena itu kita dapat mengulasnya.



BAB II
Isi
Gambaran umum Injil Markus
Penulis Markus
Diantara keempat Injil, injil Markuslah merupakan yang paling sinhgkat tentang”Permulaan Injil tentang Yesus (Markus 1). Sekalipun nama penulis tidaklah disebutkan dalam kitab itu sendiri, dengan suara bulat Gereja yang mula-mula memberikan kesaksian bahwa Yohanes Markus adalah penulis injil ini. Dia dibesarkan di Yerusalem dan termasuk angkatan pertama orang Kristen (Kis 12:12).
Menurut tradisi Bapak-bapak gereja yang mengenai penulisan Markus ?
Justin Mertin  : dia mengatakan ridak adanya hubungan secara Ekspriti dengan injil Markus.
Ireneus Againts : Markus adalah seorang murid dan penafsir Petrus dan menulis setelah kematian Pertus dan Paulus.
Prolog Anti Marcion : Markus adalah penfsir Petrus yang menulis pada masa Pertus karena di dorong jemaat-jemaat di Roma yang mendengar akan khotbah Petrus
Origenes 184 : Injil kedua ini tulis oleh markus sebagaimana di intruksikan oleh Pertus.
Padangan Tradisional dan Modren menurut pada ahli :
Martin Hegel :
Ø  Menghargai pendapat-pendapat Gereja
Injil ini ditulis oleh Markus yang diakui sebagai Injil yang kuat dan dijaga karena mempunyai hubungan dengan Markus.
Ø  Kedatangan ataupun kedekatannya dengan Petrus memperkuat akan akusatifnya.
Ø  Yohanes Markus seorang Yahudi Kristen yang mengetahui bahasa Yunani dan Aram tidak dikenal dengan Galilea akan tetapi cukup kenal Yudea dan Yerusalem.
Pandagan Modren
Menurut K. Niederwimmer yang mengatakan akan Dasar Fiksi :
Ø  Pengetahuan Markus sangatlah miskin terhadap Galilea
Ø  Penulis juga kurang mengalami dan mengetahui praktek-praktek Yahudi.

a.     Kapan penulisan
Injil Markus penulisannya dilakukan di Roma dan untuk orang-orang Romawi yang percaya. Injil ini berasal di Pela, yang terdapar di dearah sebelah timur Yordan tempat komunitas Kristen Yehudi di Yerusalem menemukan daerah pertemuan baru setelah pelarian dari kota itu tak lama sebalum kehancurannya pada tahun 70 M.[1]
b.     Waktu penulisan
Dalam hal ini penulisan Injil Markus ditulis sekitar pada tahun 50-60 M, akan tetapi  banyaknya perdebatan yang hebat mengenai penulisan menurut para ahli Perjanjian baru. Dengan demikian Injil ini kemungkinan besar ditulis antara waktu 67-69 M.[2]
 Menurut dari Martin Hegel sendiri bahwa Markus ditulis setelah kematian Pertus dan Paulus segera sebalum kehancuran Yerusalem pada tahun 69 M. Dan dia juga menulis komunitas Markus tidak lagi kepemimpinan dan sedang mengalami ancaman Akopolitik.
Menurut BRANDON dalam bukanya “Jesus and The Zealots, 1967 yang mengatakan menulis dari Roma pada tahun 70-71( Pembelaan terhadap orang-orang Kristen yang terancam dan dianiaya).
c.      Tujuan penulisan
Pada tahun 60-an M. Orang percaya diperlukakan secara kejam oleh masyarakt dan banyak diantaranya disiksa bahkan dibawah pemerintahan kaisar Nero. Dan menurut tradisi, diantara para syahid Kristen di Roma itu terdapat Rasul Paulus dan Petrus. Selaku salah seorang pempinan gereja Roma, Yohanes markus digerakkan oleh Roh kudud untuk menulis ini sebagai satu antisipasi yang bersifat nubuat atau tanggapan penggembalan terhadap massa penganiayaan ini. Tujuannya adalah memperkuat dasar Iman dalam orang percaya di Roma. Dan jikalau diperlukan mendorong mereka untuk dengan memperhadapkan kepada mereka untuk dengan setia menderita demi Injil, dengan memperhadapkan kepada mereka kehidupan, penderitaan, kematiaan serta kebangkitan Yesus Tuhan.
Injil Markus untuk memproklamirkan akan kabar baik tentang kemenangan Allah atas segala kuasa kejahatan. Kemenangan ini adalah diwujudkan di dalamdan oleh Yesus Kristus dan berlaku untu seluruh dunia.[3]
Yesus adalah Anak Allah (Anak Yang menderita) yang dipermuliakan diatas Gunung dan Menyembuhkan orang di gerasat.
Yesus adalah penyembuh yang Efektif dan sukses dengan penuh tanda mujizat ( 2 Korintus 12: 1-10).
d.     Penerima dan Pembaca
Secara umum, Injil Markus ditulis di Roma, untuk memenuhi kebutuhan jemaat di kota tersebut, Irenius dan Clements yang setuju bahwa kitab ini ditulis  di Roma, kitab Injil Markus ditulis bagi para pembaca  bukan Yahudi. Menurut Bruce Injil Markus awalnya dituliskan untuk masyarakat Kristen di kota Roma pada awal tahun enam puluh abad pertama akan tetapi Injil Markus ini cepat beredar luas di seluruh Gereja.[4]
            Ungkapan bahasa Aram yang digunakan seperti talitakum atau efata (Markus 5:41; 7:34) yang diterjemahkaan ke dalam bahasa Yunani demi kepentingan para pembaca Markus. Kebiasaan-kebiasaan orang Yahudi juga diterangkan sedemikan rupa sehingga memberi kesan bahwa Yahudi juga diterangkan sedemikian rupa sehingga memberi kesan bahwa kebiasaan-kebiasaan tersebut tidak dikenal (Markus 7;3-4). Dan selanjutnya ada sejumlah istilah teknis dalam bahasa latin dalam Injil markus yang memberikan kesan bahwa injil tersebut itu berasal dari suatu bagian kekaisaran Roma di mana dipakai.[5]
Ciri Khas Injil Markus
            Injil Markus penuh dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan Yesus, yang lebih menekankan apa yang Yesus lakukan dari pada apa yang diajarakan oleh-Nya ( Markus mencantukan 18 mujizat Yesus dan hanya empat perempaman-Nya.
            Injil Markus khususnya untuk orang romawi, serta mejelaskan adat-istiadat Yahudi, meniadakan semua daftar keturunan Yahudi dan kisah kelahiran, penggunaan akan istilah latin dan menterjemahkan kata-kata dalam bahasa Aram
            Dalam hal ini, Injil Markus bernada mendesak, dimulai dengan tiba-tiba dan bergerak dengan cepat dari episode yang satu kepada episode  yang lain dengan menggunakan 42 kali kata keterangan Yunani yang diterjemahkan dengan “seketika itu juga”.
            Injil Markus ditulis dengan hidup, seraya menggambarkan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Yesus dengan ringkas dan tepat, dengan gamblang dan dengan keahlian dari seorang pujangga.
Struktur Injil Markus
-        Pendahulan 1;1-23
-        Panggilan murid-murid yang pertama dan peristiwa sabat di Kapernaum 1:15-45
-        Awal penentangan terhadap Yesus 2:1-38
-        Perumpamaan-perumpamaan Yesus 4:1-35
-        Penampakan karya dan kuasa Yesus 5:1-43
-        Penolakan Yesus di Nazaret dan pengutusan ke-12 6:1-30
-        Perselisihan paham tentang adat-istiadat Yahudi 9:1-50
-        Perjalanan Yesus menuju Yerusalem 10:1-52
-        Awal peristiwa-peristiwa di Yerusalem 11:1-33
-        Pengajaran Yesus di Yerusalem 12-1-44
-        Khotbah Apokaliptik 13;1-37
-        Rencana pembunuhan terhadap Yesus 14:1-72
-        Pangadilan dan kematian Yesus 15:1-47
-        Kematian Yesus 16:1-20
KEDUDUKAN PERIKOP MARKUS PASAL 9 DI DALAM TEKS
-        Konteks Umum dan Khusus
Injil Markus dianggap kitab Injil yang paling tua, jadi tidak banyak tulisan lain yang bisa dipakai sebagai perbandingan. Kitab Injil Markus terbagi ke dalam sejumlah paragraf pendek-pendek. Paragraph yang satu secara jelas terpisah dari paragraf yang mengikuti atau yang mendahului. Karena itu jika dipelajari secara teliti, akan terlihat jelas bahwa masing-masing paragraf itu merupakan cerita yang utuh dan berdiri sendiri. Masing-masing paragraph itu berisi cerita tentang suatu tindakan atau ucapan Yesus yang tidak secara langsung berhubungan dengan isi cerita paragraf yang mendahului atau yang mengikutinya. Keutuhan isi cerita seperti itu akan Nampak jelas kalau kita perhatikan bagian permulaan dan akhir dari masing-masing paragraph tersebut.[6]
Jika kita mengadakan studi secara cermat, akan kita temukan bahwa Injil Markus dapat dibagi ke dalam 105 bagian. Dari jumlah ini, 93 diantaranya dapat ditemukan dalam Injil Matius dan 81 dalam Injil Lukas. Hanya empat yang tidak ditemukan baik dalam Injil Matius maupun Injil Lukas. Yang lebih menarik lagi adalah bahwa Injil Markus terdiri atas 661 ayat, Matius 1.068 ayat, dan Lukas 1.149 ayat. Dari 661 ayat dalam Injil Markus, Matius mereprodulsi tidak kurang dari 606 ayat. Kadang-kadang ia menubah sedikit kata-katanya, tetapi ia mereproduksi 51% kata-kata yang dipergunakan Markus. Dari 661 ayat dalam injil Makus, Lukas mereproduksi 320 dan ia menggunakan sebanyak 53% kata-kata Markus. Dari 55 ayat Markus yang tidak direproduksi oleh Matius, 31 di antaranya ditemikan dalam Injil Lukas. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hanya 24 ayat dalam Injil Markus yang tidak ditemukan dalam Injil Matius maupun Lukas.[7]
Kesaksian-kesaksian mengatakan bahwa dari abad kedua dan ketiga menyebutkan Roma sebagai tempat penulisan injil Markus. Irenius dalam bukunya adversus Haeresisi III, mengatakan bahwa Injil Matius telah ditulis sewaktu Petrus dan Paulus masih mengajar di Roma. Sesudah keduanya wafat, Markus, murid dan pewarta Petrus, juga menyampaikan kepada kita dengan tulisan-tulisannya apa yang diajarkan Petrus. Hal ini sesuai dengan prolog Anti Marcion dari rahun 160-180 M yang secara jelas menyebutkan Roma sebagai tempat penyusunan Markus. Dan waktunya sesudah wafat Petrus (dalam pemerintahan kaisar Nero tahun 64-67 M). Jadi waktu penulisan injil Markus antara tahun 65 dan 70 M. Namun jika diperhatikan tahun 70 tidak mungkin karena di situ adalah kehancuran Yerusalem.[8]
J.A.T. Robinson juga menyetujui bahwa injil Markus itu ditulis sebelum tahun 70 M dan menurut pandangannya kitab injil itu sudah ada jauh sebelum waktu tersebut. Sebab itu ia menempatkan waktu penulisan Injil Markus pada periode tahun 45-60 M. namun para ahli lain mengusulkan waktu penulisan antara tahun 60 dan 70 M.[9] Dan usul ini sangat sesuai dengan keadaan yang tercermin dalam Injil Markus sesuai dengan masa perang antara Roma dan orang Yahudi (66-67 M), terutama sesudah penghancuran Bait Allah di Yerusalem sekitar pertengahan tahun 70. Hal itu Nampak pada Markus 13:14 yang mencerminkan penghancuran Bait Allah.
Pada tahun ini orang-orang Kristen menjadi sasaran penganiayaan, diskriminasi, dan rasa curiga. Dan pada saat itu orang YAhudi menyalahgunakan suasana itu untuk melawan orangt-orang Kristen. Perang Yahudi tersebut mengobarkan semangat anti-Yahudi dan rasa curiga. Pada tahun itu suasana pada bangsa Yahudi, khususnya di Palestina sangat panas. Banyak yang mengharapkan turun tangan Allah dalam pergulatan bangsa Yahudi dengan Negara Roma. Ada yang berlagak Mesias (bnd. Markus 13:6). Suasana itu mudah menular kepada orang Kristen, bahkan bukan Yahudi juga. Mereka mengambil alih harapan Yahudi dan menantikan kedatangan Yesus sebagai Anak Manusia. Apa yang terjadi di Palestina mudah diartikan sebagai pertanda kedatangan Yesus itu mengingat bahwa agama Kristen masih berpusat di tempat asalnya. Jadi disimpulkanlah bahwa kitab Markus dituliskan sekitar tahun 65-70 M.[10]





TAFSIRAN MARKUS 9
Yesus dimulia di atas Gunung (Markus 9: 2-13)
Yesus yang setia dan rendah hati bekerja untuk Allah yang mengutus Dia, sehingga di dalam kerendah hati-Nya dan kesetian-Nya dia dapat ditinggikan dan dimuliakan. Berani untuk menderita, taat, setia sebagai  hamba Elia juga ditinggikan dengan diangkat ke sorga dan dapt mendelegasikan tugasnya
Orang yang beriman itu menjadi orang yang berkualitas yang dapat memuliakan Tuhan, mempunyai iman yang dewasa, yang tidak mudah diombang-ambingkan, dia dapat menjadi pemimpin di tengah-tengah masyarakat, gereja dan dapat menyaksikan Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat yang meninggikan orang yang beriman atau orang percaya kepadaNya.
Seminggu setelah percakapan dengan murid-murid dalam penghormatan untuk  kematian-Nya, Yesus pergi, dengan ketiga murid-murid yang duduk dekat dengan-Nya, naik sampai mendakati puncak gunung, dan dibentuk sebelum mereka. Seperti yang digambarkan perubahan rupa ini didirikan didalam cahaya mengkilap yang luarbiasa dari dalam dirinya sendiri. Terlihat dalam bentuk rupa yang menemani Yesus adalah Musa dan Elia. Petrus, ketakutan setelah melihat peristiwa yang luar biasa, petrus bermaksud untuk menetapkan dan mendirikan mezbah untuk Yesus dan pengunjung-pengunjung surga yang ada disekitar gunung. Tetapi awan datang melalui mereka, dan suara gumuruh dari awan, seperti pada saat pembaptisan, inilah anak ynag Ku kasihi; dengarkanlah Dia. Dan tiba-tiba, kelihatan disekitar mereka,tidak ada satupun yang dapat melihatnya kecuali Yesus. 
Yesus mengusir roh dari seorang anak yang bisu (Markus 9:14-29)
Yang menjadi perdebatan disini dan kegagalan mengapa para murid-murid tidak dapat mengusir setan dari seorang anak yang bisu dan ada 3 penyebabnya antara lain :
Kekurangan Iman : Ketidakpercayaan menghalangi para murid-muridNya tidaklah mempergunakan kuasa yang sudah diberikan kepada mereka.
Kekurangan Doa        :Yang dimana para murid lupa berdoa sehingga mereka berada diluar hubungan dengan kuasa yang diberikan oleh  Allah.
Kekurangan pengekangan diri (berpuasa) :Bahwa pada dasarnya pengusiran roh yang melalui doa dan puasa.
Iman percaya yang timbul dari suatu persekutuan dengan Allah melalui doa, hanya sikap hidup yang penuh doa dan pengekangkan diri yang dapat memampukan murid-murid untuk dapat mengusir roh-roh yang menguasai manusia.
            Ayah anak itu menangis dan berkata, Saya percaya; sungguh mati ketidakpercayaan saya. Ini tidak berarti “tolong saya untuk mengganti ketidakpercayaan saya menjadi percaya,” tetapi “tolong saya untuk keluar dari masalah saya, meskipun banyak ketidakpercayaan yang akan kamu temukan padaku.” Dia menegaskan, bahwa dia percaya, tidak dengan penampilan yang menentang bahasanya. Dan masih saja, dia tidak beristirahat dalam keadaannya sekarang, tetapi mengadakan pembelaan terhadap Yesus untuk menunjukkan belaskasihannya. Dia merasa kasihan terhadap Yesus, dalam kepercayaannya, dan juga tanpa disadari menunjukkan kepercayaan yang tulus.
Pemberitahuan kedua tentang penderitaan Yesus (Markus9:  30-32)
Yesus membeberkan masa depan hidup-Nya, tentang jalan penderitaan yang harus Dia lalui. Yesus berbicara bukan hanya supaya kita tidak takut dalam menghadapi yang namanya penderitaan, akan tetapi yang jauh lebih penting adalah Yesus berbicara mengenai jangan berhenti akan tetapi tetaplah berjalan dan melawati dan melampaui penderitaan.
Kembalinya Yesus ke Galilea, dan mencari lagi kehadirannya, untuk menyampaikan kepada murid-murid hal yang dipahami pada kematian. Keterangan yang sama diberikan sebagai pengumuman sebelumnya, yang akan disampaikan, dan menenpatkan kematian, dan akan bangkit kembali setelah  hari yang kegita lamanya. Tetapi mereka tidak tahu apa yang dia katakana, dan mereka takut untuk menanyakannya. Disebelah kiri mereka adalah tempat kekaisaran pilipina. Perjalanan mereka melalui galilea ke kapernaun akan membawa mereka ke bagian barat sungai Jordan.
Harapan Yesus untuk membentuk pengumuman agar memperoleh kebijaksanaan dan meneruskan perjalanan-Nya sejak keberangkatan ke tirus dan Sidon. Sejak waktu itu, dia lebih banyak di tempat yang berbahaya, ditemani oleh para murid-Nya dan mempersiapkan mereka untuk krisis pendekatan dalam hidupnya. Alasan pengajaran ini hanya diketahui untuk melihat jalan keluar sesuai harapan. Hal-hal yang berbentuk prediksi dilakukan oleh lelaki dalam prasangka kejadian yang tepat. Murid-murid perlu mempersiapkan awal dari penyelesaian, tetapi dunia mempunyai harapan dalam sebuah pengajaran.
Siapa yang terbesar di antara para murid (Markus 9: 33-37)
            Dalam hal ini konsep Yesus mengenai kuasa jelas berbeda akan tetapi yant terpenting yang harus diingat terlebih dahulu adalah bahwa Yesus tidak meniadakan Kuasa. Dia sendiri mengatakan bahwa ia memiliki kuasa. Yang Yesus lakukan adalah membongkar dan memperbaiki pengertia akan kuasa dan aplikasinya oleh pemimpin. Dalam  hal ini ajaran Yesus sama sekali tidaklah berfokus pada kuasa seorang pemimpin, namum kerendahan hati seorang pelayan. Kristus memandang kerajaa-Nya sebagai suatu komunitas individu yang melayani satu sama lainnya.
            Anak-anak yang dimaksud oleh Tuhan kita bukan anak-anak dari segi usia, tetapi dari segi roh, seseorang mempengaruhi kualitas kekanak-kanakan. Anak-anak ini adalah contoh yang terbaik yang diadakan sebelum murid-murid Tuhan kita, dan Ia adalah diri-Nya yang luar biasa di kerajaan surga. Ketika dia berkata demikian, bahwa untuk menerima seseorang yang bersifat kekanak-kanakan sama seperti menerima-Nya, dia menyatakan kembali, dalam jalan yang membentur-Nya, bahwa kerendahan hati dan pelayanan adalah tanda kebesaran di dalam kerajaannya; mereka adalah hal-hal yang memperkenalkan seorang pria dengan-Nya.

Seorang yang bukan murid Yesus mengusir setan (Markus 9: 38-41)
         Yang mau dilihat disini adalah menganai masalah iman seseorang dan Iman yang ada dalam murid-murid Yesus sendiri. Dalam hal ini setiap murid-murid sudah memiliki kuasa akan tetapi dengan keragu-raguan mereka sehingga mereka melihat seorang yang bukan dari anggota atau pengikut dari Yesus sendiri dapat mengusir setan. Dalam ini ingin menggambarkan akan kekuasaan Tuhan kepada semua orang asalkan saja dia mempunyai iman dan percaya kepadaNya dia bisa mengusir roh-roh jahat. Yang ditekankan adalah iman dan kepercayaan jika kita tidak mempunyai akan hal ini apakah kita bisa melakulan dan mengusir setan tanpa kuasa yang Yesus berika kepada kita.
Siapa yang menyesatkan orang tentang garam (Markus 9: 42-50)
Dalam hal ini Yesus tidaklah sedang berbicara tentang nereka, melaikan tentang hidup keagamaan yang seharusnya dijalani dengan murni dan tanpa kompromi dengan satu pun hal yang namanya dosa. Dan untuk menegaskan maksud-Nya, Yesus menggunakan kiasaan tubuh manusia, bahwa jika kerusakan satu bagian akan merusak bagian tubuh yang lainnya, maka bagian yang rusak itu dibuang saja dari pada oleh satu bagian itu menjadi tubuh menjadi rusak.
Dalama konteks ini ingin berbicara akan kesengsaraan yang lebih baik dialami ketimbang perbuatan dosa. Oleh sabab itu apabila berdosa konsekwensi bagi setiap yang melanggar dosa itu adalah digarami dengan api. Dan didalam nereka terdapat api yang tidaklah akan terpadamkan dan setiap orang yang dilempar dalam nereka akan digarami dengan api. Frasa “setiap orang akan digarami dengan api” dan secara konteks meruju kepada orang-orang yang menerima hukuman di nereka
Dalam hal ini garam yang dimaksud pada ayatnya ke 50 berbicara  mengenai setiap manusia harus menunjukan bahwa mereka memilikinya, bahwa mereka memiliki garama diri mereka yaitu pegangan hidup yang penuh anugerah dalam hati mereka yang meluruskan semua kecenderungan jahat dan segala sesuatu di dalam jiwa yang bisa membusuk dan menyakiti hati Allah atau hati nurani kita sendiri, seperti daging yang hambar.
Karena garam yang baik ini akan menjaga hati nurani kita untuk menghindari kejahatan, maka ia juga akan menjaga perkataan kita terhadap aorang lain sehingga kita tidak menyakiti sesama manusia, akan tetapi sebaliknya bisa hidup damai seorang dengan yang lainnya.
Kita tidak boleh hanya memiliki garam anugerah ini, tetapi kita juga harus selalu mempertahankan rasanya karena jika garam ini menjadi hambar. Jika seorang Kristen memberontak terhadap kekristenannya, jika ia kehilangan maka artinya dan tidak lagi berada di bawah kuasa dan pengaruhnya, apabila yang dapat menyembuhkan dia, atau dengan apakah kamu dapat mengasihkannya? Inilah yang dikatakan dalam Matius 5:13
Dalam hal ini setiap orang akan digarami dengan api adalah menunjuk kepada penghukuman di nereka bagi orang-orang yang berdosa dan tidak mau bertobat.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam hal Markus membuat bahasanya mudah untuk dipahami. Dan juga ada keunikan tersendiri dalam kitab ini, karena sering menggunakan kata segera, sesudah itu, dan juga menggunakan waktu masa kini.Kitab Markus ini dituliskan sekitar tahun 65-70 M di Roma yaitu tepatnya pada masa permulaan perang Yahudi. Untuk masalah politik itu dikarenakan pemerintah pada saat itu yang korupsi dan menindas rakyatnya. Dan masalah sosial-ekonomi sangat mempengaruhi pembuatan kitab Markus. Dan dapat dikatakan bahwa situasi historis sangat mempengaruhi pembuatan kitab Markus.
            Dalam Injil Markus yang mau ditekankan disini adalah bagaimana perjalanan dan misi Yesus datang kedunia ini, dan yang mau dilihat dari Injil Markus sendiri adalah karya penyelamatan  Yesus melalui mujizat-mujizat yang dilakukan (Yesus yang mau dilihat didalam karya penyelamatan Yesus Kristus).



[1] Willi Marxsen, Pengantar Perjanjian Baru, (Jakarta : BPK Gunung mulia, 2012), 171-172
[2] Willi Marxsen, Pengantar Perjanjian Baru, (Jakarta : BPK Gunung mulia, 2012), 173
[3] Drs. M. E. Duyverman, Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004), 59
[4] F.F.Bruce, Dokumen-dokumen Perjanjian Baru (Jakarta: BPK GunungMulia 2006), 34
[5] Jhon Drane, Memahami Perjanjian baru Pengantar historis-teologi. (Jakarta: BPK GunungMulia, 2009), 209
[6] Lih. S.Wismoady Wahono, Di sini Kutemukan, (Jakarta BPK Gunung Mulia, 2009),358-359
[7]William Barclay, Pemahaman Alkitab setiap Hari Injil Markus, (Jakarta BPK Gunung Mulia ,2003),  3
[8] Bnd. Lembaga Biblika Indonesia, TafsirInjil Markus, Yayasan (Kanisius, Yogyakarta 1992),  11
[9] John Drane, Memahami Perjanjian baru Pengantar historis-teologi. (Jakarta: BPK GunungMulia, 2009) 210
[10] C. Groeven, hlm. 106-107

1 komentar:

  1. The 10 best casinos in the US - JT Hub
    From the best slots and table 춘천 출장샵 games to 양산 출장안마 video poker to blackjack, The best casino in 광주광역 출장안마 the US for players that like to try 인천광역 출장마사지 a little 동해 출장안마 game.

    BalasHapus