Rabu, 16 Maret 2016

Kristologi Kontekstual ?



BAB I
Pendahuluan
I.1.  Latar belakang
Kristologi memang mangalami sejarah yang panjang sejak abad pertama, tetapi studi ini memuncak pada abad ke-19, terutama setelah bangkitnya metode “kritik Alkitab” yang menyangkut keabsahan atau otoritas Alkitab dimana diantara menyangkut tentang keabsahan Yesus, dan yang akhirnya terus berkembang. Secara sederhana Kristologi adalah studi dengan  Yesus Kristus sebagai subjek, pribadi dan pekerjaanNya, atau, dilihat dari sudut lain, siapa ia sebenarnya dan apa yang dilakukanNya.
Kristologi membahas pengertian mengenai Yesus dalam hubungan dengan siapakah Ia dan peran yang dilaksanakanNya dalam rencana Allah. menurut Raymond E. Brown juga mengemukakan bahwa ada dua pandangan tentang Kristologi, yaitu yang biasa disebut Kristologi Rendah “Low Christology”dan Kristologi Tinggi (High Christology)[1]. Istilah tinggi rendah ini tidak ada hubungan dan sangkut pautnya dengan pengertian mana yang lebih tinggi atau mana yang lebih rendah dari lainnya. Hanya saja Kristologi rendah yaitu yang melihat Yesus dalam hubungannya dengan kemanusiaanNya dan Kristologi Tinggi melihat Yesus dalam hubungan dengan ketuhananNya. Memang tidaklah mudah untuk mempelajari sipa Yesus, baik yang dalam kristologi “rendah” maupun kristologi “tinggi” , sebab persoalan Kristologi bukanlah masalah sederhana, sehingga dapat dimaklumi apabila terdapat banyak kekeliruan dan penyimpangan pendapat didalamnya. Lebih lagi, bahwa kompleksnya bahasa Kristologi timbul dari percampuran pengertian antara sejarah dan teologi. Menurutnya pula disatu segi sejarah berdasarkan asumsi ilmiah, sedangkan teologi berdasarkan symbol-simbol maupun‘mitologi’, contohnya bahwa apa yang kita mengerti mengenai Yesus dalam studi kitab Markus lebih bersifat cerita sejarah, sedangkan apa yang kita mengerti dari surat-surat Paulus lebih merupakan refleksi teologis

1.2   Identifikasi masalah
-          Siapa Yesus Bagiku.?
-          Apakah Yesus Kristus akan terus sama kemarin, hari ini dan untuk selama-lamanya (hingga aku mati).?
1.3   Kerangka Pemikiran
Jika kita ditanya siapakah kristus maka banyak orang akan mengatakan “Kristus adalah anak Allah yang menebus dosa manusia, Kristus adalah Tuhan Juruslamat yang hidup yang menjadi daging dan lahir dikandang domba”. Pernyataan seperti ini adalah pernyataan yang monotone (bersifat Passif) pernyataan pernyatan seperti ini sudah berkembang bahkan kurang lebih 1900 tahun yang lalu ketika injil injil mulai ditulis dan para rasuI menyaksikan tentang kebenaran Yesus yang kemudian dapat kita baca dan dengar melalui alkitab dan khotbah para pendeta, namun pertanyaan yang muncul Apakah Kristus itu hanya sebatas Yesus yang lahir dikandang domba ?,  Apakah Yesus Kristus akan terus sama kemarin, hari ini dan untuk selama-lamanya (hingga aku mati)., siapa dia bagiku hari ini, saat ini ketika aku menghadapi masalah.? Karena hal inilah penulis sangat tertarik untuk belajar dan mencoba menjawab siapakah Kristus  bagi penulis.
BAB II
ISI

A.      Siapa Kristus ?
1.      Yesus Kristus Menurut Orang Keristen (According to confession)
     Dalam  Confessi iman Kristen dikatakan bahwa Yesus adalah “…Anak Allah yang tunggal, yang dikandung dari roh kudus lahir dari anak dara Maria, menderita dan mati disalibkan kemudian bangkit pada hari yang ketiga”. Jika kepercayaan terhadap kristus ini diperhadapkan dengan jaman sekarang dalam berbagai situasi dan kondisi yang berbeda apakah Kristus Yesus (anak maria ) itu tetap sama, baik kemarin maupun hari ini samapai selama-lamanya.? Memang gereja saat ini hanya memberikan pemahaman kepada jemaat dengan formula iman yang passif (tidak berkembang), memang sikap yang diambil oleh gereja ini memiliki dasar biblis yang kuat  Ibr 13:8 “Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.” Memang jika kita salah mengerti maka yang dipertaruhkan memang identitas umat Kristen. Jika memang Yesus Kristus di ubah atau diganti, maka kepercayaan Kristen berubah dan diiganti menjadi sesuatu yang lain dan kehilangan identitasnya. Selain itu orang keristen masih menganggap bahwa jika mengganti pemahaman terhadap siapa Yesus dalam hidupnya adalah sebuah dosa hal ini dipengaruhi oleh pola pikir post modrenisme yang masih melekat kuat dalam pikiran orang orang Kristen inilah yang menyebabkan pemahaman orang Kristen terhadap Yesus itu terlihat satu warna dan Passif. orang orang pada umumnya menganggap jika kita mengubah pemahaman akan Kristus berarti mengubah dan mengganti Allah yang sejati.

a.      Doktrin manusia dan doktrin Kristus
            Doktrin manusia dan doktrin Kristus memiliki kaitan yang sangat erat. Doktrin manusia membahas mengenai manusia, yang dicipta menurut gambar Allah dan debekali dengan pengetahuan yang benar, kebenaran dan kesucian. Namun karena sengaja melanggar hukum Allah, manusia kehilangan kemanusiaannya yang sesungguhnya, dan berubah menjadi orang yang berdosa. Doktrin ini menunjuk kepada manusia, sebagai makhluk yang dianugerahi berbagai hak istimewa dari Allah, yang masih membawa sebagian sisa kemuliaan aslinya, tetapi telah kehilangan hak aslinya, yaitu kebebasan yang benar dan kebenaran asli serta kesucian.
     Hal ini berarti bahwa doktrin manusia tidak sekedar menarik perhatian ke arah keadaan manusia sebagai makhluk semata-mata, tetapi mengarahkan kita pada perhatian akan keberdosaan manusia. Doktrin ini menekankan jarak etis antara Allah dan manusia, jarak yang dihasilkan dari kejatuhan manusia, yang tak mungkin dapat dijembatani oleh manusia ataupun malaikat; dan dengan demikian yang ada adalah hanya tangisan yang keras yang membutuhkan pertolongan Ilahi.
     Kristologi adalah bagian dari jawaban atas tangisan tersebut. Kristologi memperkenalkan kita kepada karya Allah yang obyektif untuk menjembatani jurang pemisah yang lebar itu, dan menyingkirkan jarak pemisah yang ada. Kristologi menunjukan kepada kita bagaimana Allah datang kepada manusia untuk menyingkingkirkan penghalang antara Allah dan manusia, dengan cara memenuhi syarat-syarat hukum di dalam Kristus, dan memperbaharui manusia agar memasuki kembali persekutuan dengan Tuhan dengan keadaan penuh berkat. Dengan demikian doktin Kristus sebagai pengantara perjanjian itu  juga harus demikian. Kristus yang dinubuatkan dalam PL sebagai Penebus manusia, datang dalam waktu  yang telah ditetapkan untuk memberikan hidup kekal kepada manusia.

b.      Penyataan Allah yang  hidup didalam Yesus
     Dalam Perjanjian Baru Pribadi dan karya Kristus tidak digambarkan secara terpisah, tetapi dilihat dalam kesatuannya. apakah Yesus adalah Allah dan bagaimana hubungan antara ketuhanan-Nya dan kemanusian-Nya. Yesus bukan Allah nomor dua dan Allah Bapa adalah yang utama Yesus dan Allah adalah satu kesatuan “Allah menjadi manusia” di dalam Yesus.

2. Yesus sebagai manusia sejati (menurut PB)[2]
a.      Kitab-kitab Injil Sinoptik
Dalam kitab-kitab Injil Sinoptik kita mendapat tiga gambaran mengenai Yesus dari Nazaret. Dalam masing-masing penggambaran tersebut terdapat perbedaan dalam banyak hal, namun semuanya berpusat pada manusia yang sama. Di antara tiga kitab Injil Sinoptik, hanya Markus yang memberikan petunjuk dalam kata-kata pembukaannya dengan memperkenalkan seseorang yang lebih dari seorang manusia; namun diantara ketiga penulis lainnya itu, Markuslah yang lebih memusatkan perhatiannya pada Yesus sebagai manusia. Di lain pihak, Matius dan Lukas memusatkan perhatian pada permulaan kehidupan Yesus sebagai manusia, dengan mengikutsertakan kisah kelahiran Yesus.
Catatan mengenai kelahiran-Nya menggambarkan Yesus dalam keluarga manusia yang biasa, yang juga mengalami semua permasalahan yang biasa terjadi. Satu-satunya peristiwa pada masa kanak-kanak Yesus yang diceritakan, memperlihatkan keberadaan keluarga yang bersifat manusia biasa, yaitu kecemasan orang tua karena kehilangan anaknya. Tetapi komentar Lukas bahwa Yesus patuh kepada orang tuanya, merupakan kesimpulan mengenai kehidupan Yesus dalam seluruh masa pertumbuhan-Nya (Luk.2:51). Komentar Lukas selanjutnya bahwa Yesus makin bertambah besar dan bertambah hkmat-Nya (Luk.2:40,52),memperlihatkan perkembangan manusia biasa secara normal. Injil Markus mencatat beberapa emosi Yesus yang sangat manusiawi, emosi yang mencakup rasa gusar (10:14), marah dan sedih (3:5) juga penolakan terhadap Yesus oleh karena adanya hubungan yang terlalu bersifat manusia antara Yesus dan suatu keluarga biasa saja (6:16).
b.      Tulisan-tulisan Yohanes
Kitab Injil ini lebih banyak memberikan keterangan mengenai keilahian Yesus dibandingkan dengan kitab-kitab Injil Sinoptik, dan kitab ini di awali dengan tulisan mengenai keberadaan Yesus sebelum segala sesuatu ada. Namun sangat mengesankan bahwa kitab Injil ini juga berisi hal-hal yang jelas mendukung kemanusiaan Yesus. Pernyataan dalam Yoh 1:14 yang berbunyi “Firman itu telah menjadi manusa, dan diam diantara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya,” di satu pihak menekankan bahwa  Anak Allahlah yang menyatakan diri-Nya melalui inkarnasi, di lain pihak menyatakan kemanusian-Nya.
Tidak dapat diragukan bahwa Yohanes ingin memberikan kesan bahwa apabila logos (Firman) menjadi manusia (daging), maka ia benar-benar daging. Firman yang sudah ada sebelum segala sesuatu ada itu telah menjadi manusia sejati. Namun demikian, kemanusiaan-Nya itu tidak dapat mengaburkn kesan yang sama kuatnya dengan kenyataan bahwa Yesus sebagai manusia unik.
c.       Kisah Para Rasul
Kisah Para Rasul 2:22 berbicara tentang Yesus sebagai “Yesus dari Nazaret”, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat dan tanda.” Dalam Kisah Para Rasul 4:10, Ia disebut “Yesus Kristus, orang Nazaret.” Sebutan “Yesus orang Nazaret itu” dipakai juga oleh penunduh-penunduh palsu yang melawan Stefanus (Kis 6:14). Nama yang sama digunakan oleh Petrus dalam khotbahnya kepada Kornelius dan keluarganya (Kis 10:38). Menurut kesaksian Paulus mengenai pertobatannya yang ditulis dalam Kisah Para Rasul 22:8, Tuhan yang bangkit memperkenalkan diri-Nya sebagai Yesus orang Nazaret. Hal-hal ini merupakan keterangan yang secara jelas menunjukkan bahwa dalam sejarah, Yesus pernah hidup sebagai manusia di desa Nazaret. Namun harus diakui bahwa Kisah Para Rasul lebih memusatkan perhatian pada kemuliaan Yesus yang tinggi, daripada tentang hidup-Nya di dunia ini.
d.      Paulus
Dalam surat-surat Paulus, hanya terdapat sedikit keterangan mengenai pokok ini, tetapi kekurangan itu sering dilebih-lebihkan, seolah-olah mendukung pendapat bahwa Paulus tidak menaruh minat pada kehidupan Yesus sebagai manusia dalam sejarah. Tetapi pandangan ini tidak dapat dipertahankan. Paulus mengetahui bahwa Yesus adalah keturuanan Daud. Yesus memang termasuk orang Israel. Ia diutus oleh Allah pada waktu tertentu dan dilahirkan oleh seorang wanita dan hidup di bawah hukum Taurat.
Paulus pernah bertemu rasul-rasul Yerusalem (Kis 9:26), pada waktu itu tentu ia mendengar banyak uraian peristiwa tentang Yesus dan kedua belas murid-Nya, peristiwa yang paling khusus dalam kehidupan Yesus yang disebutkan oleh Paulus, selain peristiwa penyaliban, penguburan dan kebangkitan (1 Kor 15:4), ialah penetapan perjamuan Tuhan (1 Kor 11:23). Paulus tidak memberikan gambaran langsung mengenai pribadi Yesus demikian juga dengan para penulis kitab-kitab Injil namun mereka sadar akan segi-segi tertentu dari pribadi Yesus. Ia berbicara tentang kerendahan hati dan kelembutan Yesus (2 Kor 10:1). Dari keterangan di atas kita dapat menyimpulkan bahwa Rasul Paulus sudah tentu memperoleh keterangan yang cukup luas mengenai Yesus sebagai manusia. Dan jelas bahwa Paulus memandang Yesus sebagai benar-benar manusia.
e.       Surat Ibrani
Ibrani 1:3 penulis memperkenalkan Yesus sebgai Anak Allah yang di tinggikan serta mengenai kemanusiaan-Nya. Surat ini juga membicarakan mengenai kualifikasi Kristus sebagai Imam Besar. Surat Ibrani tidak memperlihatkan kebingungan mengenai gagasan yang sejajar tentang keilahian Anak Allah dengan kemanusian-Nya yang sejati.
f.        Surat Petrus
Dalam surat 1 Petrus, kemanusian Yesus yang sejati diterima sebgai hal yang benar dan tidak diungkapkan secara panjang lebar lagi. Dalam 2 Petrus 1:16 dst. Pokok yang penting ialah kemuliaan itu terlihat di dalam dunia.
g.      Kitab Wahyu
Kitab ini terpusat pada Kristus Sorgawi yang telah bangkit, hanya sedikit penekanan pada kemanusiaan-Nya (Why 1:7;1:18) Anak domba yang menang sebagai Dia yang sudah hidup didunia dan mati untuk menyelamatkan manusia.

3.      Yesus sebagai manusia yang tidak berdosa
a.      Kitab-kitab Injil Sinoptik
Kitab-kitab Injil Sinopti melukiskan ketidakberdosaan-Nya secara langsung, namun mempersipakan kita menerima uraian yang lebih khas dalam Injil Yohanes dan pertanyaan tegas yang pasti dalam surat-surat kiriman.
b.      Tulisan-tulisan Yohanes
Yohanes mencatat bahwa Yesus sebgai Anak Allah dan juga manusia sejati ini menyatakan secra tidak langsung mengenai ketidakberdosaan-Nya. Penyataan tersebut sangat jelas dalam 1 Yoh 3:5 (di dalam Dia tidak ada dosa)
c.      Paulus
Dalam 2 Korintus 5:21 Paulus mengatakan “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi menjadi dosa karena kita”. Secara jelas di sini dikatakan bahwa Yesus tidak berdosa, walaupun ada masalah yang mendasar mengenai arti pernyataan “dibuat menjadi dosa” sekali lagi pusat perhatian diarahkan pada fakta bahwa Ia tidak berbuat (mengenal dosa). Kehidupan yang tidak berdosa merupakan pendahuluan yang mutlak diperlukan oleh orang-orang dalam mengenal Kristus karena bagi merekalah Yesus telah datang untuk menyelamatkan dari dosa.
d.       Surat Ibrani
Dalam memperlihatkan sifat-sifat Yesus sebgai seorang Imam Besar yang penuh perhatian, penulis membandingkan pencobaan-pencobaan  yang Dia alami dan kita alami, dengan tambahan yang penuh arti “hanya tidak berbuat dosa” (Ibr 4:15). Kemungkinan bahwa  Yesus dapat berbuat dosa tidak dibahas , tetapi ditegaskan bahwa Ia tidak bebuat dosa.
e.        Surat-surat Petrus
Disini Petrus mempertahankan bahwa Kristus tidak berbuat dosa dan pada saat yang sama ia menegaskan bahwa Ia memikul dosa-dosa kita supaya kita yang mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran (1 Ptr 2:24). 1 Ptr 3:18, yang menyatakan bahwa Kristus yang benar mati untuk orang-orang  yang tidak benar. Dalam kedua ayat ini hal yang terutama ialah kematian Kristus dan jelaslah bahwa keadaan hidup-Nya yang tanpa dosa itu dianggap sebgai factor penting dalam arti kematian-Nya.

                                                            BAB III
                                                           PENUTUP

1.      Kesimpulan tentang siapa Kristus Bagi Penulis
Menurut penulis, studi Kristologi sudah ada semasa hidup Yesus sendiri yaitu bisa dilihat dari sudah adanya pertanyaan mengenai diriNya semasa hidupNya. Kepada murid-muridNya ia bertanya “Kata orang siapakah Aku ini?” (Mark. 8:27). Ini menunjukkan bahwa pada masa itupun sudah ada keragu-raguan mengenai siapakah Yesus itu, ada yang mengiraNya sebagai Yohanes Pembaptis, Elia atau seperti seorang nabi lainnya. Dan kemudian Yesus kembali bertanya “Menurutmu siapakah aku?” dari ungkapan itu dapat dimengerti bahwa sebenarnya Yesus menginginkan kita mengenal dia bukan hanya sekedar dari alkitab atau mengikut kepada sebuah konfessi (pengakuan) yang passif , tetapi Yesus menuntut kita untuk memperbaharui pengenalan kita akan dia dengan pengenalan yang semakin mendalam dan semakin dekat, sehingga kita tidak hanya menjadikan Yesus yang mati dikayu salib dan menebus dosa tetapi juga menjadikan Dia sebagai Yesus Kristus yang ada dimanapun dan kapanpun serta dalam kondisi apapun kita berada, (Yesus yang dekat dengan kehidupanku).

Setelah membaca dan melihat sekilas pandang tentang siapakah Kristus menurut formulasi iman Kristen dan menurut surat surat dalam PB maka sesuai situasi kondisi dan keadaan penulis maka Kristus bagiku adalah Seorang Kekasih, yang selalu kurindukan, selalu kunantikan, yang selalu kubanggakan di hadapan orang-orang, yang selalu ada di pikiranku, yang kupikirkan saat kuberbaring di tempat tidur,bahkan disaat ujian, yang selalu berbicara pelan dan lembut namun sungguh sangat tegas padaku, yang membuatku menangis saat kudengar suaraNya yang manis dan lembut, yang sangat kunikmati saat ku dirangkulNya, yang selalu membuatku  tidak tahan untuk selalu bertemuNya, yang membuat hatiku hancur dan menangis seperti anak kecil saat kumerinduNya.
Bukan hanya Penghibur di saat sedih, bukan hanya Penguat di saat lemah, bukan hanya Pengingat di saat hendak melakukan kesalahan, bukan hanya Pendorong di saat membutuhkan semangat, bukan hanya Jawaban bagi setiap permasalahan, bukan hanya Sumber berkat di saat kekurangan, bukan hanya Sumber mukjizat di saat dibutuhkan, bukan hanya Penolong di saat susah, bukan hanya Sahabat di saat semua meninggalkan. Tapi lebih dari itu, Ia adalah Raja yang harus dipatuhi segala perintahNya
2.      Penutup.
Kristologi menaruh perhatian terhadap masalah hubungan antara apa yang ilah dan apa insani dalam pribadi Kristus. Diman dalam iman Kristen, Yesuslah yang diimani sebagai Kristus, dan setiap  penghayatan hidup, pastinya tidak akan lepas dari konteks di mana orang itu berada. Seringkali penghayatan kita akan Kristus adalah Kristologi Dogmatik. Dalam artian, penghayatan kita akan Kritus adalah Kristus yang sama dengan dogma gereja yang kita anut. Dogma memang berguna dalam pembangunan dan pemeliharaan iman, namun dogma hendaklah dijadikan sebagai “batu pijakan”, bukan pengikat. Ketika kita mencoba untuk menhayati Kristus sesuai dengan konteks kita, seringkali hal itu malah menjadi batu sandungan bagi kita dalam kehidupan bergerja. Tidak hanya itu saja, bahkan seringkali juga mengalami benturan dengan dogma-dogma gereja. Dogma gereja kita pada umumnya lahir dari rumusan-rumusan Bapa-bapa gereja di masa lampau. Padahal, rumusan-rumusan tersebut berangkat dari konteks (atau juga permasalahan) saat itu, sehingga agaknya kurang tepat jika kita membawanya “sama persis” ke dalam konteks saat ini.





     

                                                            Daftar Pustaka

Tom Jacobs                                                                               Siapa Yesus Kristus Menurut ,
1990                                                    Perjanjian Baru ,Yogyakarta: Kanisius.

Fitzmyer Joseph A.                                                                 Katekismus Kristologi.Yogyakarta:
Kanisius.
                        1994


























[1]. Fitzmyer Joseph A. Katekismus Kristologi. Kanisius, 1994, 115
[2] Tom Jacobs, Siapa Yesus Kristus Menurut Perjanjian Baru (Yogyakarta: Kanisius. 1990). Hlm. 49-60

Tata Ibadah



Tata Ibadah (HKBP)
The origin Huria Kristen Batak Protestant Liturgy
Pendahuluan.
            Tata ibadah adalah acara yang disusun untuk acara ibadah. Dalam ibadah HKBP tata ibadah ini dibukukan untuk keperluan beberapa acara ibadah (disebut Agenda HKBP) dan karenanya jika Acara (Tata Ibadah itu berganti harus ada landasannya/ dasarnya)
            Ibadah berarti TUHAN hadir melayani berarti dalam ibadah yang menjadi tuan Rumah adalah TUHAN dan jemaat yang bergabung dalam ibadah adalah Undangan yang diundang oleh Allah melalui Rohkudus ini berarti doa untuk meminta Tuhan hadir dalam ibadah yang selama ini adalah SALAH (“ kami mengundangMu Tuhan, Hadirlah dalam Acara ibadah ini, Marilah kita mulai ibadah ini, dsb”) adalah salah. Sebab ibadah adalah milik Allah berarti Allah sudah Hadir dan akan melayani Jemaat dalam ibadah itu. (lih KJ 17,dst).
ISI
Dalam ibadah kita diingatkan bahwa Allah hadir dan sedang melayani lewat panggilan dan seruan yang mengingatkan kita kepada baptisan Kudus “ didalam Nama Allah Bapa, dst” itu berarti semua yang dibaptis diingatkan kembali kepada baptisan bahwa dia telah mati dan bangkit bersama Kristus serta menerima Anugerah dan sekarang semua yang sudah dibaptis itu bersekutu didalam pelayanan Allah.
Berikut Tanda tanda bahwa Allah Hadir didalam Ibadah.
1.      Pemberitaan Firman
Firman adalah milik Allah (Allah memberitakan firmannya kepada Jemaat didalam ibadah)
2.      Baptisan
Seperti yang sudah dikatakan bahwa baptisan adalah berasal dari Allah bukan manusiamaka baptisan adalah Anugerah Allah “diserukannya nama Tri-Tunggal” menjadi satu dengan kebangkitan dan kematian Yesus dalam bagian ini semua Jemaat yang telah menerima anugerah dari Allah berdiri (invocatio)
Ø  Pengampunan Dosa. Orang orang yang sudah dibaptis diberi pengampunan.
Ø  Pengakuan iman. Orang yang sudah dibaptis bangkit dan mengikrarkan iman.
3.      Perayaan Perjamuan Kudus
Tuhan dan Darah Kristus diserahkan bagi orang yang percaya untuk pengampunan Dosa
“Engkau kudus bukanlah karena perbuatan, tetapi karena pengampunan dari Yesus dalam baptisan kita dikuduskan maka dalam perjamuan itu dirayakanlah pengampunan yang menguduskan itu. ( didalam pengampunan itu Allah melayani)
4.      Jabatan Kependetaan
Dalam jabatan inipun dinyatakan bhwa Allah sedang melayani. Kebaktian adalah karya iman. Doa, Pujian, dan Persembahan.
 Dalam Kebaktian Ada Tiga lapisan
1.      Bagian ALLAH
2.      Bagian MANUSIA
3.      Bagian ALLAH
Didalam bagian Allah manusia tidak dituntut untuk banyak berbicara dan mengambil peran.
STRUKTUR KEBAKTIAN
·         Pendahuluan Kebaktian
Lonceng, (3x untuk pendahulu kebaktian)
Jemaat berdoa(yang salah adalah paragenda Tidak ada HAK untuk mengaminkan doa pribadi Jemaat)
Preludium . Biasanya dinyanyikan 3 ayat. Pada ayat 1 pendeta tetap duduk di tempat, ayat 2 pendeta berdoa dan menghadap meja perjamuan pada ayat 3 pendeta menghadap jemaat dan setelah itu jemaat baru berdiri.
1.       
·         Invocatio / Votum
·         Introitus (ayat berganti sesuai tema minggu)
·         Sambutan jemaat Haleluyia 3x
·         Doa kolekta
·         Sambutan Jemaat terhadap seluruh bagian pertama
2.
·         Jemaat berdiri (untuk pengakuan Dosa) bukan pada ayat 1 atau 2
·         Doa jemaat (diwakilkan paragenda untuk pengakuan dosa)
·         Pernyataan Janji Allah (Paragenda mewakili ALLAH)
·         Nyanyian Mlaikat ( Gloria in excelis deo / Paragenda mewakili malaikat)
·         Sambutan AMIN
·         Nyanyian sukacita atas pengampunan

3.
·         Pembacaan AL-Kitab ( Epistel/Surat kiriman hanya boleh diambil dari salah satu surat Kis- Wahyu)
Pembacaan PL (semua kitab Kecuali Mazmur)
Pembacaan Mazmur/ Mazmur sambutan
Pembacaan Epistel
Pembacaan Injil
·         Ucapan Bahagia
·         Nyanyian Jemaat.

Bagian Jemaat
1.      Pengakuan iman
2.      Paduan suara
3.      Warta jemaat
4.      Paduan suara
Bagian ALLAH
1.      Khotbah
2.      Nyanyian
3.      Doa persembahan
4.      Doa syafaat
5.      Doa bapa kami
6.      Berkat